
ARASYNEWS.COM, PEKANBARU – Banjir yang kerap terjadi di kota Pekanbaru disebutkan akibat buruknya penanganan banjir dibawah kepemimpinan Walikota Pekanbaru Firdaus. Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPC Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Kota Pekanbaru, Rezki Nur Ichsan, Jum’at (23/4/2021).
“Bencana banjir tiba, selalu saja menimbulkan kerugian yang sangat besar, baik yang dialami warga masyarakat, para pelaku dunia usaha, maupun semakin membengkaknya pengeluaran anggaran pembangunan serta rusaknya berbagai prasarana umum yang dikelola oleh pemerintah,” kata Rezki (23/4) dalam keterangannya.
“Banjir di kota Pekanbaru, bagi Pemko Pekanbaru ini tampaknya sudah menjadi hal biasa. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan,” kata Rezki.
Ditegaskannya, pemerintah mestinya sudah memikirkan dengan matang bagaimana pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), drainase-drainase, mengingat saluran air ini kerap meluap ketika diguyur hujan.
“DAS ini harus bersih dari segala macam bangunan, laju air menuju sungai harus dipelancar. Kalau sekarang ini tidak, pembangunan Pekanbaru tidak terkendali dan terencana sehingga menyebabkan semakin berkurangnya wilayah resapan air,” sebut dia.
“Diperparah lagi dengan buruknya sistem drainase yang ada, misalnya di Jalan Jendral Sudirman dan Jalan HR. Soebrantas. Dua ruas jalan ini dipastikan macet lalu lintas karena genangan air,” sebut dia.
Dikatakannya, ini menunjukan bahwa kota ini salah urus, permasalahan banjir ini sebenarnya dapat diatasi dan dicegah. Tentunya dengan perencanaan tata kota yang memperhatikan aspek teknik.
“Selama dua periode menjadi sebagai orang nomor satu di Kota Pekanbaru, Firdaus harusnya mampu dan paham tata perencanaan kota, DAS dan drainase. Apalagi sebelum menjadi Walikota ia menjabat sebagai Kepala Dinas (Kadis) PUPR Provinsi Riau,” kata Rezki.
Lebih jauh, Rezki juga mengatakan saat ini Pemko dalam hal ini Walikota Pekanbaru terkesan hanya mementingkan diri sendiri terutama untuk pembangunan perkantoran Tenayan Raya.
“Pemko hanya sibuk melakukan pembangunan kantor di Tenayan, tanpa memperhatikan dampak apa yang ditimbulkan kepada masyarakat banyak di kota. Walikota Firdaus terkesan ‘tidur’ dan tidak mau tahu dengan permasalahan yang ada saat ini,” tutupnya.[]