
ARASYNEWS.COM, PEKANBARU – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru telah melakukan kerjasama dengan dua mitra operator pengangkut sampah di kota Pekanbaru sebagai pihak ketiga. Mereka adalah operator yang menjadi pemenang lelang, yakni PT Godang Tuah Jaya (GTJ) dan PT Samhana Indah (SHI).
Akan tetapi disebutkan, DLHK menunggak pembayaran pada salah satu operator, yakni PT GTJ selaku salah satu operator pengangkutan sampah. PT GTJ pun mengancam untuk mogok kerja. Mereka mengatakan belum dapat pembayaran selama 4 bulan, yakni pengangkutan sampah pada tahun 2021 dan tahun 2022.
“Satu bulan itu pembayarannya berkisar Rp1,7 miliar sampai Rp1,8 miliar. Tergantung berapa banyak sampah yang kami angkut,” ujar Manajer PT GTJ, Fitri, dikutip dari halloriau pada Rabu (25/5/2022).
Fitri mengungkapkan, untuk tahun lalu ada tiga bulan yang belum dibayarkan Pemko Pekanbaru. Yakni bulan Oktober, November dan Desember 2021. Sementara tahun 2022 ini, pembayaran bulan April belum dibayarkan.
Dikatakannya, hingga saat ini belum ada kejelasan dari DLHK Pekanbaru terkait pembayaran tersebut. Dirinya sudah memasukkan surat permintaan pelunasan pembayaran.
“Kita sudah surati Pemko. Kita tagih ke DLHK. Kalau nggak bayar, kita stop pengangkutan (mogok kerja),” kata dia.
Pihaknya bakal menanti jawaban dari Pemko Pekanbaru dalam sepekan ini. Ia berharap agar tunggakan pembayaran segera dilunasi. Jika tidak ada kejelasan, Ia mengancam mogok kerja.
Pada tahun 2022 ini Pemko Pekanbaru menganggarkan Rp58 miliar untuk lelang jasa angkutan sampah. Ada dua operator yang menjadi pemenang lelang, yakni PT GTJ dan PT Samhana Indah (SHI).
Untuk PT GTJ mengelola angkutan sampah di zona I. Sedangkan PT SHI mengelola angkutan sampah zona II. Kedua operator ini mengangkut sampah dari pemukiman ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar.
Terkait hal itu, Kepala DLHK Pekanbaru Hendra Afriadi, melalui Sekretaris DLHK Pekanbaru Adi Lesmana mengaku belum mengetahui terkait adanya keterlambatan pembayaran angkutan sampah pada pihak ketiga.
“Saya belum tahu. Baru dapat info sekarang. Nanti coba saya tanya ke kepala bidangnya. Dia kan (masalah) teknis. Saya tanya kabid dulu,” pungkasnya. []