ARASYNEWS.COM – Kejadian nyata ini terjadi pada Oktober 2009 silam. Tercatat ada tiga desa atau nagari yang hilang tertimbun material longsor pasca gempa yang terjadi.
Lokasinya berada di kaki Gunung Tandike yang berada di kabupaten Padang Pariaman, provinsi Sumatera Barat. Ketiga desa itu berada di lembah yang berada di sisi barat Gunung Tandike yang dibelah oleh sebuah sungai.
Bukan hanya rumah penduduk saja yang tertimbun, tetapi juga masyarakat yang berada di kawasan itu.
Desa yang terkena dampak longsoran adalah Lubuk Laweh, Pulau Kota Air, dan Jumanak. Dan ada ratusan orang yang berada di daerah itu.
Material longsor yang menutupi sekitar 20 meter ketinggian tanahnya.
Longsor ini terjadi akibat pasca gempa yang mengguncang wilayah Sumbar dengan kekuatan 7.6 skala richter.
Dampak longsoran terlihat cukup parah. Bayangkan jika Anda melihat sebuah bukti setinggi 50 meter yang merentang hampir 3 kilometer runtuh dalam sekejap.
Banyaknya penduduk yang tertimbun disebutkan bukan hanya warga lokal saja. Tetapi juga ada masyarakat pendatang yang berlibur. Hal ini karena pada saat itu sedang dalam libur lebaran sehingga banyak warga perantauan yang pulang.
Pasca kejadian naas itu, tim gabungan dari berbagai daerah di Sumatera Barat datang untuk lakukan evakuasi. Hanya saja sekitar puluhan orang ditemukan, sedangkan yang lainnya tidak diketahui.
Sulitnya medan untuk lakukan evaluasi bahkan juga diperbantukan alat berat. Dan korban yang ditemukan langsung dievakuasi dan dimakamkan.
Data dari Satkorlak Kabupaten Padang Pariaman menyebutkan, ratusan orang hilang. Rinciannya antara lain warga Dusun Jumana 69 orang, warga Dusun Darek 13 orang, Dusun Pulau Koto 3 Orang, Dusun Simpang Kaliki 15 orang, dan Dusun Lubuh Laweh 276 orang.
Dan hingga kini, lokasi ini masih menyimpan misteri dan tidak ada dibangun kembali pemukiman di kawasan tersebut. []