ARASYNEWS.COM – Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyampaikan melalui kitab suci Al-Qur’an dan Rasul serta Nabi-nabi-Nya bahwa salah satu ujian di bumi dan alam semesta ini berupa bencana dan musibah.
Bencana dan cobaan itu bisa berbentuk apa saja tanpa kita ketahui kapan akan terjadi. Beberapa diantaranya kematian, sakit, gempa bumi, longsor, banjir, angin puting beliung, gunung meletus, dan lainnya.
Allah berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah 155)
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. ” (QS. Al-Baqarah 156)
أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ
“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah 157)
Sebagai umat Islam, kita harus yakin bahwa bencana alam bisa diatasi dan Allah SWT akan memberikan jalan keluar dari segala ujian yang kita hadapi.
Kita membutuhkan keyakinan, keimanan, ketaqwaan, keikhlasan dalam menjalaninya.
Bencana tidak serta merta datang. Allah memberikan ujian dan peringatan atas apa yang telah dilakukan umat-Nya.
Beberapa yang pernah terjadi pada masa lalu adalah atas adanya LGBT dalam satu daerah. Dan Allah pun menurunkan bencana atas kesalahan yang telah dilakukan.
Bencana lainnya adalah akibat ulah tangan manusia yang telah merusak hutan, atau juga mencemari lingkungan. Maka yang ditimbulkan adalah banjir, kebakaran hutan, longsor, pemanasan global, kekeringan, dsb.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa bencana bisa terjadi karena ulah tangan manusia adalah dalam dua ayat berikut ini.
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Rum 41)
وَلَا تُطِيعُوٓا۟ أَمْرَ ٱلْمُسْرِفِينَ
Artinya: “dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas,” (QS. As-Syuara: 151)
ٱلَّذِينَ يُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ
Artinya: “yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan”. (QS. As-Syuara: 152).
Untuk itu, ayat ini memberikan peringatan kepada kita agar senantiasa menjaga alam. Untuk menjaga alam kita harus memahami ilmu pengetahuan tentangnya, memahami sunnatullah mengenai hukum-hukum alam yang telah Allah SWT tetapkan, dan secara konsisten menjalankannya. Menjaga alam dengan penuh kesadaran bukan hawa nafsu apalagi emosi untuk berkuasa semata.
Peringatan dan Adzab
Ada banyak sekali ayat-ayat yang berkenaan dengan bencana dan adzab Allah SWT. Hal ini bisa kita pelajari dari beberapa ayat di bawah ini dan berhubungan dengan kisah sejarah ummat terdahulu di masa lalu. Mereka yang dzalim dan masyarakatnya menyekutukan Allah sering kali mendapat peringatan juga adzab yang keras.
Walaupun ada bencana tersebut, sering kali mereka juga tidak sadar dan baru ingin bertaubat saat nyawa sudah di ujung tanduk. Tentu hal tersebut sudah tidak lagi berguna. Berikut adalah ayat-ayat yang berkenaan dengan peringatan dan adzab Allah SWT dengan bentuk bencana.
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنۢبِهِۦ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ ٱلصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ ٱلْأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (QS: Al-Ankabut: 40)
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِىٓ أَيَّامٍ نَّحِسَاتٍ لِّنُذِيقَهُمْ عَذَابَ ٱلْخِزْىِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَعَذَابُ ٱلْءَاخِرَةِ أَخْزَىٰ ۖ وَهُمْ لَا يُنصَرُونَ
“Kami meniupkan angin (topan) yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksa yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Padahal, siksa akhirat lebih menghinakan, sementara mereka tidak diberi pertolongan” (QS: Fussilat: 16)
وَلَقَدْ أَخَذْنَآ ءَالَ فِرْعَوْنَ بِٱلسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Kami telah menghukum (Firaun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran,” (QS: Al-A’raf: 130)
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلْجُوعِ وَٱلْخَوْفِ بِمَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ
“Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah. Karena itu, Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat” (QS: An-Nahl: 112)
إِنَّا مُنزِلُونَ عَلَىٰٓ أَهْلِ هَٰذِهِ ٱلْقَرْيَةِ رِجْزًا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ بِمَا كَانُوا۟ يَفْسُقُونَ
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik.” (Q.S Al-Ankabut: 34)
Semoga dengan pemahaman ini, kita dapat menjaga alam dan lingkungan atas akan datangnya bencana dan lebih mendekatkan diri beriman dan bertaqwa pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
[]