Beretika Dalam Berbicara Menurut Islam

ARASYNEWS.COM – Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” [Al-Ahzab/33 : 70-71]

Dalam ayat lain disebutkan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat/49 : 12]

Allah juga berfirman.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadirs” [Qaf /50: 16-18]

Firman Allah Ta’ala.

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesunguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” [Al-Ahzab/33 : 58]

Allah Azza wa Jalla berfirman.

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban” [Al-Israa/17 : 36]

Islam memperhatikan etika berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Etika berbicara dimaksudkan agar tidak membuat orang lain tersinggung, sakit hati, dan sebagainya.

Mengenai etika berbicara dalam Islam, Rasulullah ﷺ telah memberi contohnya. Rasulullah sendiri terkenal dengan kelembutannya saat berbicara. Sehingga, lawan bicara Rasulullah banyak yang merasa dimuliakan.

Etika berbicara ini juga telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 263:

قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَآ اَذًى ۗ وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ

Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun. [Al-Baqarah : 263]

Dalam buku Tafsir Al Misbah, M. Quraish Shihab menafsirkan ayat tersebut dengan arti lebih baik memberi sesuatu tanpa berkata apa pun, daripada memberi tetapi setelah itu memaki-makinya. Oleh sebab itu, etika dalam berbicara sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dikutip dalam jurnal Adab Bicara Dalam Prespektif Komunikasi Islam karya Hakis, setidaknya ada etika berbicara dalam Islam yang perlu diperhatikan, diantaranya:

  1. Jujur dalam berbicara
    Kejujuran dalam berbicara menunjukkan keislaman seseorang. Maka, hendaknya setiap perkataan dilandasi dengan kejujuran.
  2. Berbicara baik atau diam
    Seorang muslim harus memilih perkataan yang baik. Berbicara yang baik ini bertujuan untuk tidak menyakiti hati lawan bicara.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Ahzab ayat 70-71 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa- dosamu. dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab:70-71)

  1. Tidak ghibah
    Menghindari perbuatan menggunjing dan mengadu domba merupakan salah satu etika berbicara yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hujurat ayat 12 yang artinya, “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al Hujurat: 12)
  2. Tidak berdebat yang menyinggung orang lain
    Dalam Islam, debat merupakan pintu dari terbukanya kesalahpahaman. Perdebatan memang lumrah terjadi. Sebab, satu sama lain saling mempertahankan pendapat dan argumennya masing-masing. Namun, hendaknya hal ini dihindari. Selain membuang-buang waktu, berdebat juga bisa memutuskan silaturahmi serta menciptakan permusuhan.

[]

You May Also Like