
ARASYNEWS.COM – Pertamina telah menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG Nonsubsidi di 34 provinsi di Indonesia per 10 Juli 2022.
Dinaikkannya harga ini belum diberlakukan untuk BBM bersubsidi di Indonesia. Akan tetapi Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati blak-blakan mengatakan untuk jenis Pertalite dan Solar juga seharusnya turut dinaikkan.
Menurutnya, Pertalite dan Solar dijual tanpa memakai dana subsidi dari APBN.
“Bila dibandingkan harga keekonomian, harga jual BBM yang ditetapkan pemerintah saat ini sangat rendah,” kata Nieke, dalam keterangannya yang dikutip pada Senin (11/7/2022).
Nicke mengklaim, jika mengikuti harga pasar, harga asli Pertalite saat ini adalah Rp 17.200 per liter. Sementara saat ini, Pertamina masih menjual bensin dengan oktan 90 ini Rp 7.650 per liter. Itu artinya, pemerintah menggelontorkan subsidi sebesar Rp 9.550 per liternya.
Sementara itu, untuk BBM jenis Solar, dikatakan Nieke, harga jual masih tetap Rp 5.150 per liter. Padahal, harga keekonomian bensin campuran minyak sawit atau biodiesel (B30) ini adalah Rp. 18.150 per liter. Dengan kata lain, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp. 13.000 per liternya.
Tentang apa yang diterangkan Dirut Pertamina ini, banyak warga di yang mengkritik di media sosial bahwa seharusnya gaji komisaris dan pegawai BUMN di Pertamina ini juga tidak tinggi, hal ini agar dapat menutupi melonjaknya kenaikan harga BBM di Indonesia yang dinaikkan Pertamina. []