Proses Syuting Terganggu Karena Suara Toa, Kru Film Adu Mulut dengan Warga yang Mengaji di Masjid

ARASYNEWS.COM – Sejumlah warga di Desa Pondokudik, Kecamatan Kembang, Kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat terlibat cekcok dengan kru film lantaran pengeras suara atau toa masjid yang terdengar.

Adu mulut terjadi saat kru film tengah melakukan syuting di sebuah lokasi di desa tersebut karena merasa terganggu. Akibatnya kru film meminta agar volumenya dikecilkan.

Diketahui, pada saat syuting dilakukan, saat bersamaan ibu-ibu warga setempat tengah mengadakan pengajian. Tak terima dengan permintaan kru film, sejumlah warga pun terlibat cekcok.

Diperoleh informasi, adegan syuting film itu lokasinya cukup jauh dari tempat pengajian ibu-ibu. Kru film lalu meminta agar volume suara pengajian dikecilkan. Namun permintaan pertama tak dihiraukan warga.

Kemudian kru film lalu kembali meminta agar pengeras suara masjid itu dikecilkan. Dan dari situ adu mulut terjadi. Warga yang tak terima pun terlibat cekcok.

“Ribut setelah selesai pengajian. Kalau jarak antara lokasi syuting dengan masjid cukup jauh,” ujar Emung, warga setempat, dilansir dari Cirebonraya, Selasa (1/3/2022).

Tak lama kemudian, keributan berhasil dilerai oleh tokoh masyarakat dan aparat kepolisian setempat yang datang ke lokasi kejadian.

Kepala Desa Pondok Udik, Sutisna, menjelaskan tidak mengetahui secara detail peristiwanya. Namun ia membenarkan soal pemicu keributan gara-gara volume suara toa masjid.

“Untuk lebih detailnya silahkan tanya ke Ketua MUI Desa Pondok Udik atau pihak kepolisian” jelas dia.

Sementara itu Babhinkamtibmas Desa Pondok Udik Aiptu Hufron Rijal kepada wartawan mengatakan keributan bermula saat kru film mendatangi lokasi pengajian ibu-ibu.

Mereka (kru film), kata dia, meminta agar volume toa dikecilkan, menggantinya dengan speaker dalam saja. Permintaan kru film direspon ibu-ibu pengajian dengan melaporkannya ke suami.

“Setelah dilaporkan kepada para suami ibu-ibu pengajian, mulailah terjadi kesalahpahaman yang berujung adu mulut,” tukas dia.

Beruntung keributan akhirnya bisa diredam. Beberapa tokoh masyarkat dan agama turun ke lapangan melerai keributan.

Untuk menghindari kemungkinan terburuk, kru film dan warga yang terlibat pertengkaran dibawa ke balai desa, selanjutnya ke polsek setempat.

“Alhamdulillah, masalahnya sudah selesai. Hanya salah paham dan semua pihak sudah membuat pernyataan. Jadi klir, tidak ada lagi masalah antara warga dan kru film,” pungkasnya. []

You May Also Like