ARASYNEWS.COM – Di Sumatera Barat, ada satu tempat yang dikenal dengan nama ‘kelok cermin”. Tidak banyak orang yang mengetahui tempat ini. Kelok atau tikungan ini terdapat di jalan yang menghubungkan kota Padang Panjang dengan kota Batusangkar di kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.
Di tikungan ini pernah terlihat penampakan Kerbau tidak berkepala. Penampakan ini pernah terlihat oleh warga yang melintas pada lewat tengah malam dan pada waktu tertentu dan cuaca tertentu.
Kerbau tanpa kepala ini berdiri di dekat cermin yang ada di tepi jalan. Akan tetapi penampakan kerbau tanpa kepala ini tidak mengganggu warga yang melintas. Hanya saja penampakan ini tentu membuat merinding bagi yang melintas.
Kelok atau tikungan ini memang cukup jauh dari rumah penduduk. Di kiri kanan jalan hanya terdapat tebing dan jurang yang tidak begitu dalam. Selain itu, penerangan lampu jalan juga tidak terpasang di kawasan ini.
Kawasan ini pada malam hari juga kerap diselimuti kabut yang cukup tebal. Ditambah lagi dengan banyaknya pepohonan yang tumbuh di kawasan ini. Inilah yang membuat kawasan ini sedikit menyeramkan jika melintas di malam hari.
Tidak banyak warga yang melihat keberadaan kerbau tanpa kepala ini. Hanya orang-orang tertentu saja yang melihatnya. Dan hingga kini mitos tentang kerbau tanpa kepala ini masih menjadi misteri.
Tidak banyak cerita tentang awal mula kenapa pernah terlihat kerbau tanpa kepala ini. Dan cerita yang pernah beredar di tahun 1990-an ini seakan hilang ditelan masa.
Bagi masyarakat di Sumatera Barat, kerbau merupakan salah satu hewan ternak yang akrab dengan petani. Hewan ini kerap dimanfaatkan untuk membajak sawah ataupun lahan pertanian milik masyarakat.
Ada mitos tersendiri tentang hewan yang satu ini, salah satunya bagi masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat.
Nama Minangkabau diambil dari kata ‘Minang’ yang berarti kemenangan dan ‘Kabau’ yang berarti kerbau. Dan Minangkabau diartikan kemenangan kerbau. Penamaan ini berhubungan erat dengan sejarah terbentuknya Minangkabau.
Konon, sejarah nama Minangkabau berawal dari kisah peperangan rakyat Sumatera Barat melawan kerajaan besar dari Jawa. Berkat bantuan kerbau-lah masyarakat di Sumbar menang perang. Akhirnya sampai sekarang menamakan diri sebagai suku Minangkabau.
Saking lekatnya sejarah itu dengan masyarakat setempat, suku Minangkabau sampai membawa simbol-simbol kerbau pada adat budaya setempat. Misalnya atap rumah tradisional atau dengan istilah ‘Rumah Bogonjong’. Rumah adat ini disebut juga Rumah Gadang itu berbentuk seperti tanduk kerbau pada bagian atapnya.
Begitu pula pada pakaian wanitanya yang terlihat adanya Baju Tanduak Kabau, di mana ada hiasan mirip tanduk kerbau.
Selain itu, dalam kepercayaannya, badan kerbau yang besar dan kekar dianggap mampu membantu berbagai macam pekerjaan manusia, misalnya berladang dan menggiling tebu.
Dan selain itu, kepala kerbau yang diawetkan di Minangkabau kerap dijadikan hiasan yang dipajang di rumah-rumah gadang di Sumatera Barat. []