Menikmati Keindahan Pulau Pisang Gadang dan Pulau Pisang Ketek, Bisa Berjalan Kaki Mencapainya Saat Air Surut

ARASYNEWS.COM – Pulau pisang ada dua di wilayah provinsi Sumatera Barat. Lokasinya tidak jauh dari bibir pantai pulau Sumatera. Dua pulau ini tidak berpenghuni, hanya dimanfaatkan sebagai tempat persinggahan atau juga sebagai tempat kunjungan wisata alam dan sejarah.

Pulau pisang ketek

Pulau Pisang Ketek adalah sebuah pulau yang secara administratif masuk dalam kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.

Pulau ini tidak berpenduduk dan kata pisang ketek sendiri memiliki arti pisang kecil.

Pulau ini tidak seperti yang disebutkan untuk ditemukan, yakni “pisang”. Pulau ini malahan banyak ditumbuhi pohon kelapa dan semak belukar serta tumbuhan lainnya. Juga banyak terdapatnya bebatuan dan topografinya berbukit.

Pulau Pisang Ketek mempunyai letak sangat dekat dari Pantai Aie Manih, dengan jarak lebih kurang 1 km dari Pantai Air Manis,

Pulau ini hanya dipisahkan selat dangkal dari tepian Pantai Air Manis sebelah utara. Jaraknya pun hanya sekitar 200 meter dengan ketinggian air berkisar antara 20 cm saat surut hingga sekitar 1,2 meter saat pasang.

Karena dangkal, pulau ini menarik minat para wisatawan untuk singgah sejenak saat air sedang surut.

Pulau Pisang Ketek ini cocok menjadi destinasi wisata bagi mereka yang ingin menenangkan diri sembari menikmati alam lautan dan udara yang sejuk. Dengan ditemani gemericik suara ombak yang pecah dan semilir angin laut, kita dapat sejenak meregangkan otot serta menenangkan pikiran.

Bagi para traveler yang ingin mencapai ke pulau ini, saat air laut pasang, adalah dengan menggunakan perahu. Tetapi, saat air surut, maka para traveler dapat mencapai dengan berjalan kaki dari pantai Air Manis.

Meski tak berpenghuni, di sekeliling pulau ini tersedia cukup banyak tempat duduk sederhana dari bahan bambu yang dapat digunakan pengunjung.

Dan ada juga para pedagang yang menjajakan makanan dan minuman ringan, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir jika tidak membawa perbekalan.

Dalam suasana yang damai, pengunjung dapat bersantai menikmati panorama garis Pantai Air Manis serta bentangan laut yang luas di sekelilingnya.

Beberapa kegiatan dapat dilakukan di pulau yang kecil yang berukuran sekitar 1 hektare ini, diantaranya berpetualang mengelilingi pulau, berenang-renang, surfing, dan bahkan memancing.

Beberapa panorama karang bebatuan banyak ditemukan di pulau pisang ketek ini, dan bahkan juga terdapat hewan-hewan kecil, seperti umang-umang dan tiram.

Menyisir pantai hingga ke sisi barat pulau, para wisatawan juga akan melihat pulau lain bernama Pulau Pisang Besar.

Saat senja tiba, pulau yang disebut juga dengan Pulau Pisang Gadang dalam bahasa Minang ini akan membentuk siluet yang indah dengan latar langit yang jingga.

Pulau pisang Gadang

Berbeda dengan Pulau Pisang Kecil, Pulau Pisang Gadang merupakan pulau berpenghuni dengan rata-rata penduduk berprofesi sebagai nelayan atau petani. Pulau yang berukuran sekitar 25 hektar ini berjarak sekitar 2 km dari Pantai Air Manis dan dapat dijangkau dengan perahu motor sewaan dalam waktu sekitar 15 menit perjalanan.

Pulau Pisang Gadang merupakan salah satu pulau yang terletak di sisi barat pulau Sumatera. Secara administrasi, pulau ini masuk ke dalam wilayah kecamatan Padang Selatan, kota Padang, provinsi Sumatera Barat. Kata pisang gadang memiliki arti pisang besar.

Pulau ini topografinya merupakan pulau berbukit dengan pantai berpasir putih yang indah. Di pulau ini juga ditumbuhi kelapa dan semak belukar serta tumbuhan tingkat tinggi.

Di Pulau Pisang Gadang ini terdapat pelabuhan (reede). Berdasarkan peta kuno, Reede Pulau Pisang Gadang terdiri dari tiga buah dermaga yang semuanya berada di bagian timur dari Pulau Pisang, yaitu di sebelah timur, timur laut, dan tenggara.

Reede ini diketahui telah ada sebelum hadirnya Pelabuhan Emmahaven atau sekarang dikenal dengan Pelabuhan Teluk Bayur.

Selain itu, di pulau ini ada dua makam dan satu buah tugu peringatan. Makam tersebut merupakan makam tentara Belanda yang berperang di Aceh, sedangkan tugunya merupakan bangunan peringatan terhadap korban perang Aceh.

Kuburan Belanda ini terlihat tidak terawat dan sudah rusak, terutama porselinnya. Pada kompleks makam ini terdapat tiga buah nisan, satu buah nisan sudah rebah dengan bentuk balok berukuran tinggi 130 cm, lebar 90 cm, dan tebal 30 cm. Bahannya terbuat dari batu andesit, bagian kepalanya berbentuk setengah lingkaran dengan motif bunga menghiasi permukaannya. Nisan ini memiliki sayap dan memiliki profil pada bagian bingkai tubuhnya. (Buletin Amoghapasa, 2009, 35).

Dan pada nisan terdapat inskripsi tulisan berbahasa Belanda, yakni
Nisan 1: In memoriam JHR WF van Spenclerluitenant ter zee 2E klasse geboren 5 November 1862 overleden 4 April 1890 tengevolge van zine den 21 December 1889 bij Poloe Weh bekomen wonden.

Nisan 2: Zijne vele vrienden en kameraden, Dobbe van Pelt’s Bosch.

Nisan 3: Gestoeven op reis naar Holland 5 April 1890.

Pada tugu juga terdapat tulisan: Hier rust het stof Felyk Overschot van J.P. Uyttenhhooven in leven Luittenant ter zee 2E klasse aan boord ZM Schroefstoomship montrado in den ouderboom van 24 japen op den 13 April 1859 by het opnemender baai van Saribanoa zyn eyk is uit hunne handen cered boor de trouw der Javaasche matrozen zyn bood werd gewrokon dit gedenktenken is opgerigt door zyne wa penbroeders talryke vrienden Padang.

[]

You May Also Like