ARASYNEWS.COM – Di luar nalar manusia ada hal-hal penuh misteri di dunia ini yang hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mengetahuinya. Banyak istilah untuk menyebut seputar tempat-tempat misteri tersebut.
Ada yang menyebut kerajaan setan di mana segala jenis hantu, jin, setan menempati tempat itu. Salah satu yang dipercaya adalah disebut Segitiga Bermuda (Bermuda Triangle) atau sering disebut juga “Segitiga Setan”.
Di Indonesia, juga dipercaya ada wilayah yang mengandung misteri seperti Segitiga Bermuda dan Laut Setan, yakni di Kalimantan Timur yang digadang-gadang bakal menjadi lokasi ibu kota RI yang baru.
Lokasi penuh misteri yang dimaksud terletak di kawasan meliputi Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Segitiga Kaltim atau katakan saja sebagai “kawasan angker di kaltim”, diduga terletak di sekitar kawasan yang menjadi bagian dari “heart of Borneo” meliputi kawasan pedalaman Provinsi Kalimantan Timur.
Pada kawasan itu, umumnya memiliki hutan yang masih lebat serta terdapat lembah-lembah serta gunung-gunung cukup tinggi karena sekitar 1.000-1.800 meter.
Jangan berharap menemukan kata-kata “Segitiga Kaltim” itu di kamus elektronik atau mesin pencari google, bahkan bisa fenomena itu hanya diketahui beberapa pilot pesawat perintis yang pernah melintasi kawasan itu.
Dikatakan, “Segitiga Setan” atau katakan saja kawasan rawan bagi penerbangan di Kalimantan Timur itu terungkap cukup lama, yakni ketika pada 26 Juli 1994 sebuah pesawat heli jenis S-58T yang membawa 18 orang terdiri dari penumpang dan kru serta pilot hilang di rimba Kalimantan Timur.
Tim SAR telah hari-hari dengan berulang-ulang melintasi kawasan yang diduga dilalui pesawat heli milik penerbangan Air Fast yang disewa sebuah perusahaan pengumpul sarang burung dan kayu gaharu itu namun belum membuahkan hasil.
Bahkan, beberapa anggota tim SAR yang menggunakan Helikopter Bell 206 PK-UHM dengan pilot Kapt. Tobing, Marvin dan Andriana memasuki hari kelima pencarian pesawat yang seperti hilang ditelan bumi itu seperti frustasi.
Pencarian sudah memasuki hari ke lima dan memfokuskan pencarian di seputar sungai Kayan, hutan Long Laham dan terus menuju ke Kelawit pedalaman Kabupaten Bulungan, belum ada perkembangan yang pasti.
Beberapa hari kemudian pencarian diperluas pada kawasan pedalaman Tabang Kutai. Saat itu, kata Ketua Tim SAR Bandara Sepinggan adalah Heru Legowo. Sebagian tim SAR melakukan pencarian di seputar Base Camp Kilo-5 di pedalaman Bulungan.
Ketua Basarnas kala itu, Laksamana Pertama Herinto yang didampingi Kepala Pengendalian Basarnas, Kolonel.Pnb, Iut Wiandra ikut terjun dalam upaya melakukan pencarian pesawat dan korbannya dengan menggunakan pesawat Cassa PK-OCC dengan pilot Kapten Bambang Sutrisno dan Robby.
Menjelang dua pekan, agaknya tim SAR sudah tidak punya pilihan lain, kecuali untuk segera menghentikan operasi itu, alasan yang masuk akal namun kurang etis disampaikan ke media massa adalah besarnya biaya operasi pencarian menggunakan beberapa pesawat heli tersebut.
Ketika Tim SAR seperti kehabisan akal, ternyata ada yang berinisiatif untuk melibatkan paranormal dalam pencarian.
Beberapa saksi mata menyebutkan bahwa ketika paranormal itu dibawa ke sejumlah lokasi yang diperkirakan tempat hilangnya pesawat naas itu, ia mengalami “trance” (kesurupan) dan berkata-kata dengan bahasa yang tidak dimengerti, sebagian anggota Tim SAR menduga-duga mirip Bahasa Dayak atau “Bahasa Dayak Kuno” (meskipun paranormal bukan orang Dayak).
Dalam keadaan trance itu, paranormal mengambil peta dan menunjuk sebuah titik yang berdasarkan penglihatannya saat trance adalah lokasi jatuhnya pesawat.
Antara yakin dan tidak, Tim SAR kemudian menuju lokasi sesuai titik yang ditunjuk paranormal di peta penerbangan itu. Dan akhirnya bangkai pesawat heli serta kerangka para korban yang semuanya meninggal ditemukan.
Berdasarkan penuturan paranormal itu, ia seperti melihat potongan batu seperti altar di kawasan jantung rimba Borneo itu serta terdapat berbagai jenis perlengkapan warga pedalaman, antara lain gong dan mandau.
Tim SAR mengharapkan agar keterlibatan paranormal dalam keberhasilan menemukan korban itu jangan terlalu dibesar-besarkan, alasannya sangat logis, yakni agar peran anggota Tim SAR yang bersusah payah tidak diabaikan apalagi menggunakan dana tidak sedikit.
Bermula dari keterlibatan paranormal itu, kemudian sejumlah pilot pesawat perintis yang meminta identitasnya tidak disebutkan mengakui ada beberapa titik di jantung rimba Borneo yang sebenarnya cukup rawan bagi keselamatan penerbangan, yakni sering terganggunya alat-alat navigasi pesawat sepertinya di kawasan itu ada medan magnit yang kuat.
Beberapa pilot perintis mengungkapkan bahwa jika ditarik garis imajiner maka kawasan yang dianggap angker itu (navigasi penerbangan sering terganggu saat melintasi kawasan tersebut) meliputi garis segitiga di antara tiga gunung di jantung rimba pedalaman Kaltim itu, salah satunya adalah Gunung Halau (1.892 m).
Mungkin kerawanan di kawasan itu sangat berbeda dengan kawasan Segitiga Bermuda yang sudah menelan puluhan kapal dan pesawat terbang namun setidaknya kawasan yang dikenal sebagai bagian dari “heart of Borneo” itu menyimpan sekelumit cerita misteri.
Segitiga Bermuda atau Segitiga Setan
Akan tetapi yang terkenal dengan Segitiga Setan ini adalah pada wilayah lautan di Samudera Atlantik, yakni sebuah garis segitiga imajiner seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2.
Segitiga imajiner yang lebih luas dari yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, yakni wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat.
Di area ini banyak hilangnya puluhan pesawat terbang dan kapal tanpa bekas di kawasan misterius itu karena ada gejala alam luar biasa, ada yang mengatakan terdapat medan magnit sangat kuat, pendapat tentang lubang hitam (black hole) yang menyedot apa saja yang melintasi, dan cerita lainnya tentang wilayah ini.
Selain, Segitiga Bermuda, sebenarnya di dunia ini ada beberapa kawasan yang tidak kalah menyeramkan salah satunya di perairan di Jepang Devi’l Sea (Laut Setan).
Perairan sebenarnya perairan tenang di Laut Pasifik, 100 KM sebelah selatan Tokyo yang terletak diantara pulau Ivojima dan Pulau Miyake tetapi kurang begitu terkenal ketimbang Segitiga Bermuda.
Mungkin karena letaknya sangat jauh dari daratan Jepang ketimbang Segitiga Bermuda yang sering dilintasi kapal dan pesawat terbang.
Meski tenang, Laut Setan telah “menelan” beberapa kapal dan pesawat antara 1950 dan 1954. Bahkan, di daerah ini telah hilang tidak kurang dari sembilan kapal besar tanpa meninggalkan bekas.
Sama seperti Segitiga Setan berbagai penelitian dilakukan namun sampai kini tidak ada penjelasan yang memuaskan para ilmuwan sehingga misteri tetap menjadi misteri.
Sama dengan misteri Segitiga Bermuda serta kawasan-kawasan angker di berbagai belahan dunia, mungkin ini menjadi peringatan bagi umat manusia, seperti diriwayatkan Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda “Apabila salah seorang berada ditempat yang terbuka atau di tengah matahari sedang bersinar, lalu bayangan yang meneduhinya bergerau sehingga sebagian dari dirinya terletak di tempat panas dan sebagian lagi di tempat sejuk, maka hendaklah dia berdiri atau meninggalkan tempat itu.” []