ARASYNEWS.COM – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terbitkan surat edaran (SE) bernomor SE Menag No. 05/2022 tentang pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musalah juga mengatur terkait ibadah sholat tarawih dan tadarus Al-Qur’an selama Ramadhan.
Aturan dalam SE tersebut tertuliskan, ibadah sholat tarawih atau pun Tadarus Al-Qur’an yang dilakukan pada bulan Ramadhan diatur untuk tidak menggunakan pengeras suara luar masjid/musholla melainkan menggunakan suara dalam.
“Penggunaan pengeras suara di bulan Ramadhan baik dalam pelaksanaan Sholat Tarawih, ceramah/kajian Ramadhan, dan tadarrus Al-Qur’an menggunakan Pengeras Suara Dalam,” tertulis dalam SE tersebut.
Dalam aturan tersebut juga tertulis, pengeras suara dalam merupakan perangkat pengeras suara yang difungsikan atau diarahkan ke dalam ruangan masjid dan mushola.
Sedangkan pengeras suara luar difungsikan atau diarahkan ke luar ruangan masjid dan mushola. Ini sebagai upaya syiar Islam, seperti waktu sholat, pengajian maupun dakwah lainnya.
“Menyampaikan dakwah kepada masyarakat secara luas baik di dalam maupun di luar masjid/mushola,” kata aturan itu.
Selain aturan terkait tarawih yang menggunakan pengeras suara luar masjid, SE Menag tersebut juga mengatur terkait hari besar umat Islam (HBI).
“Pelaksanaan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar,” tulisnya.
Ditempat terpisah, Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif memberikan kritik terhadap Surat Edaran Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas soal pedoman penggunaan pengeras suara di masjid.
Slamet menyayangkan adanya pembatasan penggunaan speaker luar saat takbir Idul fitri dan Idul adha.
“Dulu zaman penjajahan Belanda aja enggak begini-begini amat, ya,” kata Slamet Maarif.
Bukan hanya itu saja, berbagai kritik juga disampaikan dari ulama-ulama di Indonesia yang intinya adalah Menteri Agama dan rezim saat ini banyak memberikan batasan umat Islam untuk mensyiarkan agama. []