
ARASYNEWS.COM – Tentang malaikat telah digambarkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an. Diantaranya terdapat dalam surah Al-Fatir, Ar-Ra’du, Al-Anbiyaa, As-Sajdah, dan Surah Al-Alaq.
Dalam surah Al-Fatir ayat 1 bahwasanya dijelaskan Malaikat adalah utusan Allah yang memiliki sayap.
Dalam surah Ar-Ra’du ayat 11 menjelaskan bahwa malaikat-malaikat hafadzah selalu mengikuti manusia bergiliran di depan dan di belakangnya.
Dalam surah Al-Anbiyaa’ ayat 19-20 menjelaskan bahwa malaikat-malaikat di sisi Allah tidak sombong dan tidak letih.
Dalam surah As-Sajdah ayat 11 menjelaskan tugas Malaikat Izrail yang mengambil ruh manusia ketika meninggal dunia.
Dalam surah Al-Alaq ayat 17 dan 18 menjelaskan tugas Malaikat Malik yang menjaga neraka Jahanam.
Dalam surah At-Tahrim ayat 6., menjelaskan tentang tugas-tugas malaikat, di antaranya: Menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul, Menurunkan hujan, menumbuhkan tanaman, dan mengurus rezeki, Mencatat amal baik dan amal buruk manusia, Menjaga pintu neraka, Mencabut nyawa, Menanyai orang yang meninggal di alam kubur, Membawa takhta Allah, Bertugas sebagai prajurit Allah, hingga pada Menyiksa penduduk neraka
Umat agama yang lain tidak ada yang mengetahui dan mengajarkan tentang Malaikat. Hanya saja ada agama lain seperti Budha dan Hindu yang menyebutkan dan mengenal tentang adanya dewa.
Perlu diketahui, bahwasanya Malaikat tidak sama dengan dewa atau dewi. Malaikat diciptakan Allah dari cahaya dan jumlahnya ada ribuan, sedangkan yang diketahui dan dipelajari ada sebanyak 10.
Apakah Dewa Itu Malaikat?
Umat yang kurang pengetahuan dan pendalaman tentang agama Islam terpengaruh dengan duniawi dan tingkah laku ajaran agama lain, seperti beranggapan Malaikat sama dengan dewa atau dewi.
Sebagian yang agak kritis menyimpan tanda tanya, Siapakah sebenarnya sosok dewa itu, apakah ia adalah malaikat dalam bahasa orang Islam?
Istilah dewa dikenal dalam ajaran Hindu Budha, meski ada juga ajaran lain yang mengenal adanya dewa. Sedangkan Malaikat adalah makhluk gaib yang wajib diimani oleh setiap muslim. Antara keduanya jelas berbeda,
Malaikat bukan dewa dan dewa bukan pula malaikat . Sumber yang dijadikan patokan untuk mempercayai dan mengimani sudah berbeda, maka tidak boleh menyamakan antara Malaikat dengan dewa dewi.
Mengingat, keyakinan terhadap hal yang gaib di dalam Islam tidak boleh disandarkan pada cerita, dongeng, atau kisah-kisah yang tidak didapatkan dalam dalil yang maqbul (diyakini keabsahannya), yakni al-Qur’an dan as-Sunnah.
Islam tidak mengenal adanya dewa dewi dengan segala macam ceritanya itu. Maka jangan ada keyakinan bahwa dewa dewi adalah nama lain dari malaikat.
Dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, telah jelas adanya makhluk-makhluk yang tidak tampak oleh manusia. Ada makhluk bernama jin, adapula malaikat. Jin diciptakan dari api, sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan atas kalian (yakni tanah).” (HR Muslim)
Tidak sebagaimana jin yang sebagian beriman dan sebagian lagi menjadi setan yang ingkar, maka malaikat adalah makhluk yang selalu taat kepada Penciptanya.
Allah Ta’ala berfirman,
“mereka tidak mendurhakai Allah (terhadap) apa-apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka melaksanakan apa yang diperintahkan”. (QS at-Tahrim 6)
Para malaikat tidak memiliki nafsu, tidak memiliki keturunan dan bahkan tidak disifat dengan laki-laki atau perempuan. Seperti yang dikatakan oleh Syeikh DR. Umar Sulaiman al-Asyqar rahimahullah dalam ‘Alamul Malaaikah al-Abraar, “laa yushafuuna bidz dzukuur wal unuutsah, “Tidak (boleh) mensifati mereka (malaikat) dengan laki-laki dan perempuan….” [‘Aalamul-Malaaikah Al-Abraar, hal. 13]. Karena memang tidak ada dalil yang jelas dan tegas menyatakan hal itu. Sementara malaikat juga tidak bisa diqiyaskan dengan manusia karena keduanya makhluk yang berbeda.
Berbeda dengan dewa dewi yang diyakini bahwa sebagian mereka memiliki keturunan. Seperti dalam ajaran agama yang lain yang mengisahkan ada dewa yang memiliki anak dan cucu. Selain itu juga disebutkan ada yang berjenis kelamin laki-laki atau dewa dan juga yang berjenis kelamin perempuan atau dewi.
Maka dalam hal ini, Islam juga tidak membenarkan keyakinan yang menggambarkan sosok bidadari cantik atau angel yang suka menolong.
Yang menggambarkan malaikat berjenis kelamin perempuan itu sama dengan keyakinan orang Arab jahiliyah dahulu yang menganggap bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah.
Mahasuci Allah dari apa yang mereka yakini. Atas keyakinan tersebut mereka dianggap mengolok-olok Allah, sebagaimana yang tersirat dalam firman-Nya,
وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ
“Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki)”. (QS. An-Nahl : 57)
Perbedaan yang lain, bahwa posisi dewa dewi bagi orang yang mempercayainya dijadikan sebagai sesembahan yang dipuja dan dimintai pertolongan. Sedangkan malaikat yang kita yakini tidak memiliki hak untuk disembah atau dimintai pertolongan, karena hak untuk disembah hanya milik Allah semata.
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka semuanya, kemudian DIA berfirman kepada para malaikat, Apakah kepadamu mereka telah menyembah…?”. Para malaikat itu menjawab, Maha Suci Engkau, Engkaulah Pelindung kami, bukan mereka. Bahkan mereka telah menyembah JIN, kebanyakan mereka percaya kepada jin itu”. (QS Saba’: 40-41)
Maka, bagi orang-orang yang beriman harus mengetahui bahwasanya tidaklah sama antara Malaikat dengan dewa.
Wallahu a’lam bi sawab
[]