Ditemukan Wajah Mirip Manusia Terukir di Salah Satu Tebing di Gunung Padang

ARASYNEWS.COM – Baru-baru ini dipublikasikan ditemukan ukiran wajah manusia di salah satu sisi tebing di Gunung Padang Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, provinsi Sumatera Barat.

Temuan ini diketahui dari menggunakan alat drone dan kemudian dilakukan penelusuran ke lokasi.

Mencapai titik lokasi itu sangat sulit, awalnya berjalan kaki menyusuri jalan semen dan kemudian jalan bebatuan di bawah tebing dan ditepi laut. Perjalanan menuju lokasi cukup sulit. Posisinya berada di sisi sebelah barat daya Gunung Padang.

Penampakan wajah itu berada di dekat dengan satu gundukan tanah yang juga ditemukan. Gundukan itu mirip dengan makam atau kuburan. Makam berbentuk sederhana itu hanya ditandai dengan batu yang seperti batu nisan dan juga ada batu lainnya yang mengitari serta ditandai dengan tanaman mangrove yang kecil.

Ukiran wajah itu berukuran sejengkal atau sebesar telapak tangan orang dewasa. Tidak diketahui, siapa di balik makam tersebut. Serta juga tidak diketahui siapa yang memakamkannya. Tim yang melakukan penelusuran baru-baru ini adalah Wariskiirvan dan diunggah ke media sosial pada Sabtu (11/2/2023).

Bukan hanya itu saja, di kawasan Gunung Padang ini juga terdapat makam dibalik salah satu batu besar. Makam itu dikenal dengan makam Siti Nurbaya.

Makam ini masih menjadi misteri dan berbagai cerita masih simpang siur bagi warga. Makam ini bahkan dianggap keramat

Dahulunya cukup sulit menuju makam itu. Tapi kini telah mendapat pemugaran untuk mencapai lokasinya.

Pengunjung dan peziarah yang datang ada yang membawa bunga, dan bahkan ada yang pernah membawa kain. Pengunjung datang bukan hanya dari kota Padang saja, tapi ada yang dari kota-kota lain di Sumatera Barat dan provinsi tetangga seperti Medan dan Jambi.

Mereka yang datang selain ada yang berziarah, juga ada yang datang untuk bersemedi dan meminta-minta.

Seorang penjaga wilayah ini, akrab disapa Bang Udin, mengatakan, dalam kabar yang didapatkannya, makam itu bukan makam Siti Nurbaya. Ada yang meyakini makam tersebut milik seorang Syekh dari Banten.

Ia menjelaskan, dahulunya makam itu tidak dipasang batu, hanya berupa gundukan tanah dan memiliki dua batu mirip batu nisan. Setelah diperhatikan batu itu bertuliskan Syekh bukan Siti Nurbaya, namun setelah pemugaran makam tersebut nama yang sebelumnya ditulis itu sudah dihapus.

Makam itu disebutkan sudah ada sejak tahun 1918 yang disebutkan sebagai makam Syekh. Namun sebagian warga masih menyakini makam tersebut sebagai makam Siti Nurbaya.

Untuk diketahui, Gunung Padang adalah sebuah bukit kecil dengan ketinggian puncak sekitar 80 meter di atas permukaan laut yang letaknya berada di seberang selatan dari muara Batang Arau dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Padang Selatan Kota Padang. Masyarakat Kota Padang menamainya Gunung Padang karena bukit ini bisa dikatakan tempat tertinggi di sekitar pusat Kota Padang.

Gunung Padang adalah objek wisata dengan kombinasi antara panorama yang indah, legenda Siti Nurbaya, dan sepenggal sejarah masa pendudukan Jepang. Dan bahkan juga ada bunker bekas peninggalan Jepang.

Pemandangan di Gunung Padang memang indah. Apalagi sejak kehadiran Taman Siti Nurbaya yang kemudian dijadikan nama puncak dari kawasan objek wisata Gunung Padang dengan luas sekitar 180 meter persegi.

Konon taman ini merupakan interpretasi tempat Syamsul Bahri dan Siti Nurbaya memadu kasih semasa hidupnya. Taman ini menyajikan panorama alam yang sangat indah dan taman-taman dengan pepohonan yang rindang cocok untuk bersantai. Udaranya begitu segar dan panorama alam ini begitu menyejukan mata. Dari puncak Gunung Padang ini sebagian wajah Kota Padang dapat dinikmati. Serta juga pemandangan laut yang dapat menikmati matahari terbenam.

Selain itu, Gunung Padang juga merupakan saksi bisu masa pendudukan Jepang. Ini dapat dibuktikan oleh keberadaan beberapa benteng, bunker pertahanan dan meriam hasil peninggalan zaman penjajahan Jepang.

Dalam perjalanan menuju puncak, pengunjung akan melihat bunker pertama yang berdekatan dengan rumah penduduk.

Bunker kedua berhadapan dengan langsung kedai milik warga dan digunakan sebagai gudang. Sedangkan untuk benteng pertama bernama Pilboks.

Benteng ini memiliki ruangan cukup luas, terdapat meriam besi yang besar dan dengan tipe benteng yang berbentuk empat poligon setengah lingkaran dibangun sekitar tahun 1942-1945.

Benteng kedua yang memiliki bentuk seperti rumah yang tertulis BOW dan memiliki dua ruangan yang tak beratap. Bila sampai puncak akan terdapat dua bunker.

Kemungkinan jika dilakukan penggalian di lokasi ini akan ada banyak lagi benteng-benteng yang tersembunyi. Mengingat pada zaman dulu Gunung Padang dijadikan salah satu basis pertahan tepi pantai oleh penjajahan Jepang

Untuk menjangkau kawasan wisata ini, pengunjung harus melewati Jembatan Siti Nurbaya menyeberang ke jalan yang menuju pintu gerbang kawasan wisata Gunung Padang (jalan ini juga riute yang dilalui ke Pantai Air Manis.

Sampai di gerbang, pengunjung hanya bisa naik dengan berjalan kaki setelah membeli tiket di loket tiket masuk. Jika memerlukan panduan guide, penjaga loket juga akan membantu mencarikannya. Keberadaan guide akan membantu memberikan informasi dan kisah-kisah seputar Gunung Padang.

Lepas dari gerbang, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak menanjak hingga ke puncak, kurang lebih 15-30 menit perjalanan. Selain sisa pendudukan Jepang yang disebutkan diatas, menjelang puncak, juga dapat ditemukan sebuah celah batu dengan tangga menurun. Konon, lorong ini adalah lokasi makam dari Siti Nurbaya.

Oleh Pemerintah kota Padang, Gunung Padang masuk dalam kelompok wisata terpadu yang terintegrasi dengan Pantai Padang, Pantai Air Manis, Pelabuhan Muaro dan Kawasan Kota Tua. []

You May Also Like