Disebut “Prank”, Gaji Guru Bukan Naik 2 Juta, Tapi 500 Ribu

ARASYNEWS.COM – Pada tahun 2025 gaji guru ASN dan non ASN akan dinaikkan sebagaimana yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu. Akan tetapi kenaikan ini dikatakan tidak begitu bermakna.

Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Mansur, menganggap kenaikan gaji guru tersebut hanya sebatas ‘prank’ alias tidak sungguh-sungguh seperti yang dipikirkan

Adapun pernyataan Prabowo yang bakal menaikkan tunjangan profesi guru non-ASN menjadi Rp2 juta pada dasarnya hanya menaikkan sebesar Rp500 ribu.

Pasalnya dia menjelaskan, pernyataan Prabowo yang bakal menaikkan gaji guru banyak disalah artikan banyak pihak. Sebab, anggaran pemerintah tahun depan tidak akan cukup untuk bisa menunjang kenaikan gaji dan tunjangan guru.

Sebab selama ini, menurut Mansur tunjangan profesi bersertifikat pendidik sudah mencapai Rp1,5 juta. Sehingga jika naik menjadi Rp2 juta, maka kenaikannya hanya Rp500 ribu.

Hal itu sesuai dengan aturan Persesjen Kemendikbudristek No. 10 Tahun 2024 tanggal 14 Mei 2024, yang menyatakan, Tunjangan Profesi Guru (TPG) Guru Non-ASN yang belum melakukan upaya penyetaraan profesi guru negeri maupun swasta alias inpassing sebesar Rp 1,5 juta. Sedangkan guru yang telah mendapatkan SK Inpassing akan naik secara berkala sesuai yang tertera pada SK Inpassing.

Prank yang sama juga dialami oleh guru ASN. Mansur mengatakan, sebenarnya tidak ada kenaikan gaji untuk guru ASN pada tahun 2025. Sebab menurut dia sejak 2008, pemerintah telah memberikan Tunjangan Profesi Guru (TPG) bagi guru ASN yang telah memperoleh sertifikat pendidik, sebesar satu kali gaji pokok.

Disisi lain, Sekjen FSGI Heru Purnomo, menyebutkan bahwa dalam catatannya, total jumlah guru yang terdata saat ini di Indonesia ada sebanyak 3.365.547 guru. Dari jumlah itu, ada 1.932.666 guru (64,4 persen) yang sudah bersertifikat pendidik, dan sekitar 1.432.881 guru (35,4 persen) belum bersertifikat pendidik.

Di sisi lain, kenaikan anggaran untuk gaji guru di 2025 hanya sekitar Rp 16,7 triliun. Sehingga, Heru menilai budget pemerintah tidak akan mungkin bisa mengakomodir kenaikan 1 kali gaji guru ASN, plus tunjangan profesi guru non ASN, bahkan hanya untuk yang sudah tersertifikasi.

“Kalau seandainya double, itu uang dari mana? Sementara anggarannya tahun yang lalu itu Rp 64,4 triliun. Kemudian di tahun 2025 nanti ada peningkatan Rp 16,7 triliun. Sehingga menjadi Rp 81,6 triliun,” terang Heru.

“Kalau seandainya di 2025 mereka yang sudah dapat, dapat lagi, berarti dapat double, kan Rp 128,8 triliun. Sementara anggarannya cuman Rp 81,6 triliun. Ini kan jelas enggak mungkin,” tegas Sekjen FSGI Heru Purnomo. []

Source. Liputan6

You May Also Like