
ARASYNEWS.COM –
Penetapan 1 Sya’ban tahun 1443 Hijriah atau 2022 Masehi jatuh pada hari ini, Jum’at, 4 Maret 2022. Ini berdasarkan perhitungan Muhammadiyah.
Sya’ban secara bahasa atau istilah berarti berpisah. Dahulunya, pada bulan Sya’ban masyarakat Arab berpisah atau terpencar untuk mendapatkan air.
Selain itu, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Sya’ban ini. Beberapa diantaranya yang dikutip dari laman tafsiralquran.id bahwa bulan Sya’ban ini sangat berpengaruh pada perkembangan agama Islam, yakni:
- Perpindahan Kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram.
Pada bulan Sya’ban terjadi peristiwa penting yaitu perpindahan arah kiblat yang menjadi momen besar bagi umat Islam. Kiblat yang tadinya menghadap ke Masjidil Aqsa di Palestina berpindah menghadap Ka’bah di Masjidil Haram di Arab Saudi.
Menurut para ahli tarikh peristiwa perpindahan kiblat ini terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban di tahun kedua Hijriah.
Perpindahan arah kiblat ini sangat diinginkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam agar berbeda dengan kaum Yahudi yang menjadikan Masjidil Aqsa sebagai arah kiblatnya.
Peristiwa perpindahan kiblat ini terjadi pada bulan Sya’ban diabadikan dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah: 144
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
“Sesungguhnya Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.
- Rasulullah Memperbanyak Puasa (Shaum)
Rasulullah memperbanyak puasa atau shaum di bulan Sya’ban. Di antara dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah sering berpuasa di bulan Sya’ban adalah hadits-hadits yang disampaikan.
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Dalam riwayat lain Aisyah berkata:
كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
“Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649)
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ : مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
Dari Ummu Salamah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no.1648, dan Ahmad 6/293)
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis: “Hadits ini merupakan dalil keutamaan puasa sunah di bulan Sya’ban.” (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari)
Imam Ash-Shan’ani berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengistimewakan bulan Sya’ban dengan puasa sunnah lebih banyak dari bulan lainnya. (Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, 2/239)
Lalu, puasa atau shaum apa yang dilakukan oleh Rasulullah itu Puasa yang dilakukan oleh Rasulullah adalah Puasa Daud, Puasa Senin Kamis, dan Puasa Ayyamul Bidh.
- Menjadi Persiapan Sebelum Ramadhan.
Jika pada bulan Sya’ban sudah terbiasa melakukan amal kebaikan, maka hikmahnya adalah tidak akan merasa berat dalam melakukan amal kebaikan di bulan Ramadhan.
Selain itu, ayat Al-Qur’an yang menyebutkan untuk memperbanyak membaca shalawat, terdapat dalam surat QS al-Ahzab: 56
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا – ٥٦
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”. (QS al-Ahzab: 56)
Jadi, ketika orang islam terbiasa melakukan amal kebaikan di bulan Sya’ban, maka dia akan mendapatkan semangat ketika memasuki bulan Ramadhan. []