Banjir Parah Melanda Kampar Pernah Terjadi Pasca Meriam Lelo Terdengar

ARASYNEWS.COM – Pemukiman penduduk dan fasilitas lainnya hingga lahan pertanian milik warga terendam air akibat meluapnya air sungai Kampar.

Banjir ini selain curah hujan yang tinggi, salah satu penyebabnya akibat dibukanya pintu waduk PLTA Koto Panjang.

Ribuan warga mulai dari Kabupaten Kampar hingga kabupaten Pelalawan terpaksa mengungsi.

Diketahui dari cerita turun temurun, dahulu kala banjir juga pernah melanda dua kabupaten ini. Padahal dahulunya belum ada berdiri bendungan di waduk.

Kejadian banjir besar terjadi pada tahun 1978. Dan ada kisah mistis dibalik sebelum terjadinya musibah itu.

Tersebutkan sebelum datangnya banjir besar, sempat terdengar bunyi keras seperti letusan di langit yang terdengar pada siang hari.

Kuatnya bunyi tersebut membuat warga cemas dan banyak yang menanyakan dan mencari tahu asal bunyi itu.

Tidak ada yang mengetahui, akan tetapi dikaitkan dengan bunyi lelo.

Suara lelo yang dipercaya dari cerita masyarakat yakni sejenis meriam terbuat dari bambu milik Datuok Rajo Koto.

Suara itu seperti pertanda akan datangnya banjir besar di sungai Kampar.

Terlepas dari percaya atau tidak atau ini hanya sebuah mitos, tapi sebagian warga di Kampar sudah terendam banjir tidak lama setelah suara itu terdengar.

Air di sungai Kampar saat itu meluap menggenangi pemukiman penduduk dan lahan pertanian masyarakat.

Bahkan, ada juga yang mengaitkan saat terjadinya banjir, naga di sungai juga turut keluar

Menurut sejumlah sejarah letusan Lelo Datuk Koto, bisa terdengar di seluruh wilayah kabupaten Kampar. Warga Kabupaten Kampar mempercayai hal itu sebagai sebuah pertanda alam akan datangnya musibah.

Hanya saja, kini kepercayaan masyarakat tidak ada lagi terhadap itu dan tidak lagi diperbincangkan.

Musibah banjir yang terjadi ini dimaknai sebagai teguran dari Tuhan akan kerusakan alam. []

You May Also Like