Supaya Pertalite Tepat Sasaran, PNS dan Pegawai BUMN serta Kendaraan Mewah dan Terbaru Diminta Gunakan Pertamax

ARASYNEWS.COM, JAKARTA – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite merupakan salah satu bahan bakar yang disubsidi pemerintah. Dan untuk penggunaannya di lapangan, Energy Watch meminta pemerintah untuk lakukan pembatasan.

Direktur Energy Watch, Mamit Setiawan, mengatakan pembatasan subsidi Pertalite harus bisa tepat sasaran. Di mana penggunaannya adalah untuk masyarakat menengah ke bawah.

“Untuk pengguna mobil mewah dan mobil baru kita harapkan tidak menggunakan Pertalite,” ujarnya, pada Rabu (6/4/2022).

Selain itu, pembatasan penggunaan Pertalite juga bisa dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Pegawai BUMN dengan jabatan yang tinggi.

“Begitu juga untuk PNS dan pegawai BUMN kita minta untuk menggunakan Pertamax agar subsidi pemerintah ini tepat sasaran,” kata Mamit.

Sebelumnya, Mamit memperkirakan akan ada pergeseran konsumen atau migrasi BBM pertamax ke pertalite. Hal ini imbas harga pertamax yang mengalami kenaikan menjadi Rp 12.500/liter.

Akan tetapi, dampak migrasi konsumen pertamax ke pertalite tidak begitu besar, bahkan, tidak sampai 50 persen.

“Sesuai perhitungan saya migrasi ini hanya 20-25% dari total konsumen Pertamax,” kata dia.

Mamit melanjutkan, migrasi konsumen pertamax ke pertalite juga tidak berlangsung lama.

Ia menyebut, konsumen akan balik lagi ke pertamax, karena melihat perbedaan penggunaannya ke kendaraan.

“Pengguna pertamax yang beralih ke pertalite akan kembali menggunakan pertamax karena mereka sudah merasakan adanya perbedaan dari menggunakan pertamax ke pertalite,” ucap dia.

Selain itu, tambah dia, rata-rata konsumen pertamax adalah masyarakat kelas atas di mana akan memilih BBM dengan Ron tinggi untuk kendaraannya.

Disisi lain, Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading PT Pertamina (Persero) Irto Ginting membantah rumor pembatasan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) pertalite oleh perusahaan migas pelat merah tersebut. Pernyataan tersebut menanggapi keluhan kelangkaan pertalite yang dialami masyarakat.

Dia pun meminta agar laporan terkait kelangkaan disertai secara rinci dengan wilayah dan nomor SPBU agar bisa dilakukan pengecekan ke sistem.

Pertamina sebelumnya menaikkan harga BBM jenis RON 92 atau pertamax menjadi Rp12.500-Rp13 ribu per liter dari sebelumnya Rp9.000-Rp9.400 per liter. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax kemungkinan membuat pengendara beralih ke pertalite. Akibatnya, terjadi antrean di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Irto melihat ada kemungkinan terjadi peralihan konsumsi dari sebelumnya konsumen pertamax beralih menjadi konsumen pertalite.

“Tapi belum bisa kita lihat berapa besarnya, karena mungkin ini hanya temporary. Harapannya kalo pun ada yang beralih ke pertalite, nanti akan kembali lagi menggunakan non subsidi,” kata Irto.

[]

You May Also Like