Sejarah Transportasi Darat di Sumatera dan Masih Eksis Hingga Kini

ARASYNEWS.COM – Transportasi darat di Indonesia memiliki sejarah dan berperan besar dalam menghubungkan kota-kota dalam provinsi dan antar provinsi.

Salah satu transportasi darat yang masih eksis hingga kini adalah bus yang dapat menjangkau berbagai daerah yang salah satunya di pulau Sumatera.

Banyak perusahaan otobus (PO) yang ternyata telah hadir sejak dahulu bahkan pada masa penjajahan dan masih ada beroperasi hingga saat ini. Bahkan bus-bus ini masih mampu bersaing di era hadirnya tranportasi udara.

Bus-bus yang telah hadir sejak masa penjajahan dahulu ternyata juga berperan penting dalam kemerdekaan. Dipergunakan sebagai transportasi bagi masyarakat untuk menjangkau dan memberi kabar ke daerah-daerah lain di Indonesia yang salah satunya di pulau Sumatera.

  1. Naikilah Perusahaan Minang, Berdiri sejak 1937

Salah satu bus yang masih eksis sejak zaman penjajahan dahulu hingga saat ini adalah bus yang ada di Sumatera Barat.

Bus ini dikenal dengan nama NPM atau singkatan dari Naikilah Perusahaan Minang. Berdiri sejak 1937, NPM adalah perusahaan otobus tertua di Sumatera Barat dan bahkan mungkin di Indonesia.

PO bus NPM ini berpusat di Padang Panjang. NPM telah melayani masyarakat jauh sebelum Indonesia merdeka.

Dengan rute pendek maupun panjang, seperti Sumatera–Jawa, NPM menjadi kebanggaan masyarakat Minangkabau.

Ciri khas bus NPM terletak pada desain livery tiga warnanya: hijau, kuning, dan merah. Hingga kini, PO ini tetap eksis dengan armada modern dan pelayanan yang berkualitas.

  1. Perusahaan Motor Transfer Ondernemer Hasan, Berdiri sejak 1957

Perusahaan Motor Transfer Ondernemer Hasan (PMTOH) adalah kebanggaan masyarakat Aceh.

Berdiri pada tahun 1957, PO ini melayani rute-rute utama dari Banda Aceh ke berbagai kota di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bandung, dan Solo.

Armada PMTOH didominasi oleh bus Mercedes-Benz, yang terkenal dengan teknologi canggih dan kenyamanannya.

Hingga kini, PMTOH tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Aceh yang membutuhkan transportasi darat jarak jauh.

  1. Makmur, Berdiri sejak 1958

Didirikan di Medan, Sumatera Utara, pada tahun 1958, Makmur adalah salah satu pelopor transportasi darat di lintas Sumatera.

Awalnya bernama PO Subur, nama Makmur diadopsi pada tahun 1960-an dengan harapan membawa kemakmuran bagi perusahaan.

Makmur kini fokus pada rute Medan–Pekanbaru dan dikenal dengan julukan “The King of Medan–Pekanbaru.” Dalam sejarahnya, Makmur bahkan sempat membeli PO Halmahera untuk memperkuat armadanya di rute tersebut.

  1. Aman Nyaman Sampai Tujuan, Berdiri sejak 1960

ANS, yang berbasis di Sumatera Barat, adalah salah satu PO terbesar pada era 1980-an hingga 1990-an.

Dengan rute mulai dari Banda Aceh hingga Denpasar, ANS sempat memegang rekor trayek terjauh di Indonesia.

Kini, ANS tetap melayani rute-rute utama dari Sumatera Barat ke Pekanbaru, Jakarta, dan Bandung.

PO ini juga terus memperbarui armadanya untuk menjaga kenyamanan dan keamanan penumpang.

  1. Antar Lintas Sumatera, Berdiri sejak 1966

ALS adalah nama besar dalam transportasi lintas Sumatera. Berdiri pada 29 September 1966 di Mandailing Natal, Sumatera Utara, ALS terkenal dengan rute terjauh dari Medan hingga Jember, Jawa Timur, yang melewati 11 provinsi.

ALS konsisten menggunakan armada yang sesuai untuk medan berat lintas Sumatera.

Dengan ciri khas warna hijau pada livery bus-nya, ALS menjadi favorit bagi penumpang yang ingin perjalanan aman dan nyaman di rute panjang.

  1. Auto Transport Dienst Sibuanbuali, Berdiri sejak 1937

ATD Sibualbuali diambil dari nama salah satu Gunung di Tapsel yakni Sibualbuali. Kantor pusat perusahaan oto bus ini di Jalan Sisingamagaraja Batunadua, Kota Padangsidimpuan. Didirikan oleh Sutan Pangurabaan Pane di Sipirok yang berlatarbelakang seorang wartawan dan penulis di Tapsel.

Bus ini dahulunya beroperasi dari Tapanuli bagian Selatan menuju sejumlah kota di Sumatera Utara (Sumut) seperti Muara Sipongi, Natal, Sibolga, Tarutung, dan Pematangsiantar. Dan kemudian setelah Indonesia merdeka, diperpanjang rute hingga ke Air Bangis, Bukit Tinggi dan Padang di provinsi Sumatera Barat. Dan kemudian disusul dengan trayek Muara Bungo, Sungai Penuh dan Jambi yang selanjutnya hingga ke Palembang dan Lampung.

Pada 1958 hingga 1961, tepatnya pada masa pemulihan keamanan di daerah Tapanuli, Oto Dinas Pengangkutan Sibualbuali turut serta membantu Tentara Nasional Indonesia (TNI).

[]

You May Also Like