
ARASYNEWS.COM, PEKANBARU – Pada hari ini, ratusan desa mengalami blank spot atau tidak terkait sinyal. Bukan hanya di Riau, tapi juga mewabah hingga ke provinsi tetangga yakni Sumatera Barat.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Riau, Erisman Yahya mengatakan ratusan desa tersebut belum bisa dipastikan apakah blank spot atau hanya sekedar law signal (sinyal lemah).
Itu disampaikan Erisman saat menerima audiensi Analis Kebijakan Muda Direktorat telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika di Ruang Rapat Kantor Diskominfotik Provinsi Riau, Selasa (13/9/2022).
Erisman mengaku sebelumnya telah menyampaikan surat kepada Kemenkominfo RI terkait desa-desa blank spot di Provinsi Riau. Atas hal itu, Kemenkominfo langsung merespon dengan beraudiensi langsung bersama Diskominfotik Provinsi Riau.
“Dari data yang disampaikan kabupaten/kota ke kita (Diskominfotik Provinsi Riau), ada sekitar 600 an titik blank spot di Riau,” kata Erisman Yahya,.
“Tapi kita tidak tahu apakah desa-desa tersebut betul-betul blank spot atau cuma law signal, karena nanti segmennya akan berbeda,” sambungnya.
Untuk mengetahui apakah blank spot atau law signal, Erisman Yahya menyebut akan dilakukan dengan aplikasi SIGMON.
SIGMON adalah aplikasi pelacak sinyak seluler dengan pendekatan geolokasi yang mampu menyediakan informasi bagi pengguna, diantaranya mengetahui kuat sinyal, kecepatan unduh, kecepatan unggah, kecepatan akses web, hingga kecepatan akses video.
“Kalau blank spot akan dibangun tower, jika law signal kita tinggal tambah kekuatan sinyal. Makanya akan kita sosialisasikan aplikasi SIGMON untuk mendeteksi sinyal,” tukas Erisman Yahya.
Ia berharap progres pembangunan infrastruktur TIK di Riau lebih cepat sehingga target di 2024 seluruh desa teraliri internet segera terwujud.
Dalam kesempatan itu juga, Analis Kebijakan Muda Direktorat telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Muhammad Ridwan Rauf menyebutkan bahwa ditahun 2021 dan 2022 sebanyak 36 desa blank spot di Riau akan ditargetkan tuntas.
Dari 36 desa blank spot tersebut, 26 desa telah tercover, sedangkan 10 desa lainnya belum tercover.
“Maksudnya, jika desa A dibangun tower ternyata sinyalnya sampai ke desa B, maka di desa B tidak perlu lagi kita bangun tower hanya perkuat sinyal saja, jadi desa sebelahnya telah tercover,” jelas Ridwan.
Untuk itu, Ridwan mengharapkan Diskominfotik Provinsi Riau bisa dan secepatnya mensosialisasikan tentang aplikasi SIGMON, sehingga semakin cepat diketahui berapa desa yang betul-betuh hanya blank spot. []
Source. MCR