
ARASYNEWS.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah mulai diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia yang terpilih.
Program yang dirancang presiden Prabowo Subianto ini adalah untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak melalui menu makanan bergizi, seperti sayuran, tempe, tahu, protein hewani dari ayam, dan telur.
Tapi dalam tahap awal ini, belum ada asupan susu yang diberikan pada anak-anak di beberapa sekolah di Indonesia.
Selain itu, yang menjadi kekhawatiran para orang tua adalah menu yang diberikan nantinya menimbulkan efek bagi anak-anak yang memiliki alergi kandungan makanan tertentu.
Tentang hal ini, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati, mengklaim bahwa menu MBG harus telah melalui konsultasi dengan ahli gizi dan berkomunikasi dengan orang tua.
“Kami sudah berkonsultasi dengan ahli gizi soal alergi di Indonesia, khususnya kalau bicara alergi kacang-kacangan itu sangat minim,” ujar Adita, Selasa (7/1).
Ia menjelaskan, menu MBG yang disediakan mengandung protein hewani dan nabati dari kacang-kacangan yang dianggap aman bagi anak-anak.
Namun, kata dia, perhatian lebih nantinya diberikan pada susu. Ini mengingat beberapa anak Indonesia memiliki intoleransi laktosa, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Adita mengimbau agar pemerintah di daerah dan pihak sekolah bersama orangtua berkoordinasi untuk memastikan makanan yang diberikan tidak mengandung bahan alergen tertentu.
“Kami nanti butuh masukan dari sekolah juga, seperti apa respons dari siswa didik dan juga apakah ada reaksi-reaksi yang harus kita perhatikan,” kata Aditia.
Di tempat terpisah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, berharap program MBG dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah, mulai dari PAUD hingga tingkat SMA.
“Program ini diharapkan tidak hanya mendukung pertumbuhan fisik anak, tetapi juga meningkatkan konsentrasi belajar mereka melalui asupan makanan yang sehat dan bergizi,” kata Arifah.
“Mudah-mudahan program ini bisa mengurangi atau meminimalisir gizi buruk yang ada di Indonesia. Sasaran dari makan bergizi gratis ini adalah anak usia sekolah dari sejak PAUD sampai SMA, kemudian anak balita, ibu menyusui, dan ibu hamil,” jelas Arifah.
Menu program MBG
Menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan berbeda dan bervariasi, termasuk mendata siswa dengan riwayat alergi pada jenis makanan tertentu.
Menu susu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) nantinya juga akan diberikan kepada peserta didik sebanyak dua kali dalam seminggu.
Program makan bergizi gratis (MBG) di berbagai sekolah resmi dimulai pada Senin (6/1). Namun sejumlah peserta didik didapati tak bisa makan nasi atau alergi terhadap beberapa menu.
Ditekankan, bahwa jika ada siswa yang alergi terhadap makanan tertentu atau tidak bisa makan nasi, maka akan menggantinya,
Salah satu contoh yang terjadi adalah pada SD Barunawati 2 dan SMPN 61 Palmerah, Jakarta Barat. Ada beberapa anak yang tidak bisa makan nasi.
Terkait itu, dari keterangan Dokter gizi Johanes Chandrawinata, bahwa program MBG pada dasarnya dirancang secara massal sehingga tidak memungkinkan adanya individualisasi menu dengan biaya terbatas.
Namun, solusi tetap dapat dilakukan dengan komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan orang tua.
“Pemberian MBG itu bersifat massal, jadi tidak mungkin ada individualisasi dengan biaya hanya Rp10.000,” kata dokter Johanes, Selasa (7/1/2025).
Dia menyarankan, orang tua murid sebaiknya memberi tahu guru bila anaknya punya alergi tertentu terhadap makanan. Namun, dokter Johanes juga menekankan bahwa anak yang tidak bisa menyantap suatu makanan bukan berarti dia alergi.
“Bila ada anak yang alergi makanan ya sebaiknya diberi tahu kepada guru kelasnya agar dapat dihindari makanan alergennya. Tapi kalau misalnya tidak suka nasi, itu bukan berarti alergi nasi ya,” tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa alergi pada makanan umumnya berupa susu, telur, ikan, udang, kepiting, kerang, kacang, dan kedelai.
“Bila ada anak yang secara medis alergi terhadap salah satu makanan itu, sebaiknya diberitahukan ke guru agar tidak diberi MBG yang mengandung makanan alergi bagi anak itu,” pesannya.
Sebagaimana diketahui, program MBG telah dimulai pada Senin, 6 Januari 2025. Program tersebut dilaksanakan dengan 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia.
Adapun provinsi yang sudah memiliki SPPG di antaranya Aceh, Bali, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, D.K.I. Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua Barat dan Papua Selatan.
Jika Terjadi Alergi Pada Anak
Anak bisa saja alergi karena mengkonsumsi sesuatu seperti contohnya nasi. Meskipun hal ini cukup jarang terjadi, tapi alergi terhadap nasi terjadi ketika sistem imunitas tubuh bereaksi terhadap protein yang terdapat dalam nasi.
Adapun alergi bisa ditimbulkan dari jenis beras, asal, dan kandungan lainnya juga dapat memicu alergi ini.
Gejala alergi terhadap nasi pada anak, di antaranya: ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan pada wajah, lidah, dan bibir, kesulitan bernapas, masalah pencernaan seperti muntah dan diare, batuk atau mengi, dan lainnya.
Untuk menangani alergi makanan, Anda bisa menghindari makanan yang dapat menyebabkan alergi; mengobati ruam dengan salep untuk mengurangi rasa gatal; mandi dengan oatmeal; mengompres dengan air dingin; menggunakan produk kulit nonsteroid, seperti petroleum jelly; atau juga mengunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat
Jika anak mengalami gejala anafilaksis, seperti jantung berdebar, pusing dan pandangan gelap, keringat dingin, hilang kesadaran. Maka segera bawa anak ke IGD atau berkonsultasi dengan dokter dan diberikan suntikan epinefrin. []
[]