ARASYNEWS.COM – Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) secara resmi meluncurkan Indonesia Philanthropy Outlook 2024 pada Selasa, 2 Juli 2024 di Jakarta.
Peluncuran ini dikemas melalui Philanthropy Learning Forum (PLF) ke-63 bertajuk “Indonesia Philanthropy Outlook 2024: Menggali Temuan Kunci dan Rekomendasi untuk Memperkuat Ekosistem Filantropi terhadap Pembangunan Berkelanjutan”
Persemaian ini dilakukan bersama Kementerian PPN/Bappenas Republik Indonesia.
PFI menyusun Indonesia Philanthropy Outlook 2024 yang menyajikan berbagai temuan mengenai perkembangan sektor filantropi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir yang bertujuan untuk menunjukkan hasil dan kontribusi filantropi terhadap pembangunan berkelanjutan, area kemajuan, persepsi masyarakat terhadap kegiatan filantropi, serta rekomendasi agenda prioritas.
Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN / Bappenas, Pungkas Bahruji Ali, mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik atas inisiatif dan terbitnya laporan Indonesia Philanthropy Outlook 2024 yang disusun oleh PFI sebagai bentuk komitmen sektor filantropi untuk mengangkat gambaran komprehensif tentang landskap, tren, tantangan, dan rekomendasi penguatan ekosistem filantropi berdasarkan aksi-aksi nyata yang dilakukannya dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
“Laporan ini mengungkapkan bahwa 89% program filantropi telah berhasil sesuai dengan agenda SDGs. Banyak lembaga filantropi secara dinamis membangun hubungan antara tujuan dan target SDGs,” kata Pungkas Bahruji Ali.
“Meski menghadapi berbagai kendala, upaya ini layak mendapat apresiasi karena hubungan yang terjalin akan membuka peluang kolaborasi dengan banyak pihak, serta mempercepat pencapaian tujuan dan target SDGs tepat waktu. Ini membuktikan bahwa filantropi memainkan peran penting sebagai katalisator perubahan sosial dan ekonomi yang positif”, ujar Pungkas.
Pungkas menegaskan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta dan filantropi serta pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk mencapai target-target SDGs dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung agenda perubahan iklim.
Pada kesempatan yang sama di PLF ke-63 ini, Ketua Badan Pengurus PFI, Rizal Algamar mengemukakan bahwa Indonesia Philanthropy Outlook merupakan bentuk salah satu komitmen PFI untuk memperkuat ekosistem filantropi dalam aspek data dan informasi. Salah satu aspek penting ini perlu didorong sebagai referensi untuk perkembangan sektor filantropi yang berbasiskan data agar menciptakan dampak yang lebih efektif dan luas. Publikasi ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi semua pemangku kepentingan.
“Ini merupakan outlook kedua yang telah kami publikasi, pertama kali di tahun 2022 lalu. Terlihat adanya perubahan dari outlook 2022 dan 2024 terkait 5 fokus program prioritas,” kata dia.
Di 2022 terkait 1) pendidikan, 2) pemberdayaan ekonomi, 3) iklim dan lingkungan hidup, 4) advokasi, dan 5) kesehatan. Sementara di 2024 adalah: 1) pemberdayaan ekonomi, 2) pendidikan, 3) kesehatan, 4) Iklim dan lingkungan hidup, dan 5) kemiskinan.
Sementara penyelarasan program terhadap SDGs meningkat dari 84,9% di 2022 menjadi 89% di 2024. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dan penguatan komitmen filantropi dalam mendukung akselerasi pencapaian SDGs di Indonesia.
Outlook 2024 juga dilengkapi dengan perspektif masyarakat terhadap lembaga filantropi, dimana data menunjukkan bahwa lebih dari 70% responden publik melihat lembaga filantropi sudah bekerja dengan baik dalam membantu pelaksanaan program pemerintah.
Dikatakan Rizal, rekomendasi dalam outlook 2024 mencakup lima elemen penting dalam penguatan ekosistem filantropi di Indonesia yang meliputi 1) memperkuat jaringan dan kolaborasi multi-pihak untuk pencapaian SDGs dan agenda perubahan iklim, 2) pengembangan kapasitas lembaga, termasuk kapasitas pengumpulan dana, 3) perbaikan terhadap peraturan yang terkait filantropi, 4) memastikan semakin lengkapnya data terkait lembaga filantropi, 5) memperkuat pencatatan hasil dan dampak program. PFI melihat pentingnya kita bersama-sama membangun transparansi, akuntabilitas, dan kredibilitas lembaga filantropi dalam menjalankan aktivitasnya.
“Kami berharap Indonesia Philanthropy Outlook 2024 ini dapat bermanfaat serta menjadi panduan berharga bagi semua pemangku kepentingan filantropi,” tukas Rizal.
Sementara itu, salah satu narasumber PLF ke-63, Direktur Yayasan Tahija dan Anggota Badan Pengawas PFI, Trihadi Saptohadi menyatakan bahwa budaya memberi (culture giving) kita membawa Indonesia menjadi negara paling dermawan berdasarkan World Giving Index 2022.
“Sebuah pencapaian yang baik namun di satu sisi budaya ini harus didukung oleh tata kelola, akuntabilitas, dan transparansi yang kuat agar dapat memberikan sebuah dampak yang terukur,” kata Trihadi Saptohadi.
“Gotong royong multi-sektor, seperti elemen masyarakat, sektor swasta dan filantropi sangat penting guna membangun kemitraan dan tata kelola bagi pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut dapat diwujudkan antara lain melalui komunikasi dan informasi, koordinasi kebijakan dan program, kolaborasi dan integrasi program serta blended financing dan program management untuk memastikan program keberlanjutan serta scale up impact,” ujar Trihadi.
“Selain itu, menciptakan ekosistem bagi pertumbuhan filantropi yang sehat sangat penting, antara lain dengan adanya peraturan perpajakan yang ramah dan insentif yang jelas serta meninjau kembali peraturan penggalangan dana dan barang dengan menyesuaikan pada kondisi saat ini,” kata Trihadi.
PLF ke-63 juga dihadiri oleh narasumber yang sangat berpengalaman pada bidang filantropi yaitu Direktur Yayasan Bakti Barito, Dian A. Purbasari; (Interim) Chief of Advocacy, Campaign, Communication and Media Save the Children Indonesia, Tata Sudrajat; dan Kepala Sekretariat Nasional SDGs, Pungkas Bahruji Ali. Diskusi ini dimoderatori oleh Ketua Yayasan Adaro Bangun Negeri dan Ketua Badan Pengawas PFI, Okty Damayanti.
Tentang Perhimpunan Filantropi Indonesia
Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) adalah organisasi nirlaba dan independen yang didirikan untuk memajukan sektor filantropi di Indonesia. Bersama dengan 190+ anggota yang terdiri dari individu, yayasan, dan perusahaan, misi strategis PFI adalah meningkatkan jumlah dan kualitas filantropi di Indonesia sebagai sarana untuk memperkuat peran masyarakat sipil di negara ini dalam pembangunan sosial, kemanusiaan, dan lingkungan melalui penguatan infrastruktur kelembagaan dan pengembangan ruang bagi filantropi dan sektor nirlaba. Sebagai Filantropi Hub, PFI merupakan platform sentral bagi para pegiat filantropi dan thought leaders yang kredibel untuk mendorong penguatan ekosistem filantropi di Indonesia guna mencapai pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Informasi lebih lengkap mengenai Filantropi Indonesia dapat dilihat di https://filantropi.or.id/
[Rls]