ARASYNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menyebutkan kemenangan Taliban menguasai Afghanistan akan menjadi motivasi dan membangkitkan semangat kelompok radikal di Indonesia.
“Taliban menang ini akan bisa menjadi motivasi, membangkitkan semangat di kelompok radikal Indonesia ini,” kata Said dalam webinar ‘Langkah Nyata Merajut Kebinekaan NKRI’ yang disiarkan di NU Channel, Jum’at (20/8) malam.
Meski demikian, Said tak merinci kelompok radikal mana yang ia maksud. Ia mengatakan kelompok radikal di Indonesia pasti memiliki klaim bahwa Tuhan telah membantu Taliban menguasai kembali Afghanistan.
“Mereka pasti bilang ‘tuh liat Tuhan telah membela Taliban, sekarang bisa menang, mari kita bangkit, Tuhan akan membela kita’. Pasti akan terjadi seperti itu,” ujar dia.
Walau begitu, Said mengingatkan Indonesia sangat berbeda jauh dengan kondisi Afghanistan. Menurutnya, berbagai pihak luar negeri bahkan memuji kondisi masyarakat Indonesia.
Menurutnya, mereka memandang masyarakat Indonesia bisa hidup berdampingan satu sama lain meski berbeda suku, ras dan agama.
“Afghanistan itu terdata hanya ada 7 suku, 100 persen muslim. Tapi 40 tahun kerap dilanda perang saudara. Tapi yang namanya hanya karena politik itu perang sampai 40 tahun,” kata Said lagi.
Lebih lanjut, Said pun mengingatkan para pelajar Indonesia yang saat ini tengah menimba ilmu di berbagai belahan dunia. Ia berharap para pelajar tersebut hanya membawa ilmu, bukan budaya di tempat negaranya belajar.
“Saya sempat belajar ke Timur Tengah, Gus Dur juga ke Irak dan Mesir, Alwi Shihab ke Mesir. Tapi kita pulang bawa ilmu. Ilmu agama tafsir, hadis. Tapi tak bawa budaya, tak bawa cara berfikir orang ditempat belajar,” kata Said.
“Begitu juga silakan yang kuliah di Eropa, Amerika, pulang bawa teknologi, jangan bawa budaya Eropa atau barat atau AS ke Indonesia,” lanjutnya.
Said menekankan Indonesia memiliki kebudayaan tersendiri yang khas dan harus dipertahankan. Ia menegaskan budaya yang berasal dari negara lain yang ada saat ini tak akan cocok untuk Indonesia yang beraneka ragam. []