Makam Keramat Datuk Berdarah Putih Dekat Pemukiman Suku Sakai

ARASYNEWS.COM – Di dusun Jiat desa Kuala Penaso kecamatan Talang Muandau kabupaten Bengkalis, terdapat satu makam. Makam ini terawat dan diselimuti kain.

Mencapai lokasi makam, diperlukan menempuh waktu sekitar satu jam dengan berjalan kaki dari Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Sebanga desa Muara Basung kecamatan Pinggir melalui area perkebunan sawit milik PT Adei.

Dari keterangan pemuka masyarakat Sakai, Batin Bosniar dan Emak Ni selaku juru kunci makam, menyebutkan makam ini dikenal dengan makam keramat Datuk Berdarah Putih.

Asal muasal Datuk Berdarah Putih disebutkan dari kekerabatan kerajaan Pagaruyung Datuk Temenggung Padang Laut Padang Panjang.

Tersebab tidak mendapatkan perhatian seperti yang kerabat lainnya Datuk Berdarah Putih bersama rombongan yang jumlahnya 25 kepala keluarga meninggalkan Kerajaan menuju Mentawai.

Hanya saja setelah di Mentawai, 13 kepala keluarga tidak betah dan kemudian memilih melanjutkan perjalanan dan bekerja di kerajaan Kunto Darussalam (saat ini berada di wilayah Rokan Hulu).

13 kepala keluarga akhirnya meninggalkan Kunto Darusalam menuju Kerajaan Siak Indrapura. Mereka saat itu menyusuri sungai Mandau – Balai Pungut dan tiba di Siak.

Oleh Raja Siak pada saat itu, mereka ditempatkan dan diberikan wilayah 13 anak sungai yang salah satu diantaranya di Kuala Penaso.

Datuk Berdarah Putih tidak ikut dalam rombongan itu. Ia wafat di Kunto Darusalam.

Sebelum wafat, Datuk meninggalkan wasiat agar jenazahnya dimasukkan di keranda Batu dan diletakkan di pinggir sungai Tapung.

Lalu, keajaiban terjadi, keranda jenazah Datuk Berdarah Putih muncul di Dusun Jiat Keramat Kuala Penaso yang ditempat makam saat ini.

Makam Datuk Berdarah Putih ini dikeramatkan dan dipertahankan oleh warga Sakai sejak bersengketa dengan PT Adei karena masuk wilayah HGU.

Konflik antara perusahaan dan warga terjadi pada tahun 1990-an dan tak terhindarkan. Makam keramat itu akhirnya dikeluarkan dari kawasan HGU PT Adei.

Kini patok- patok batas masih terpancang sebagai bukti bisu sejarah kelabu.

Posisi makam tepat di pinggir jalan warga Sakai ke sungai untuk mencari ikan.

Makam ini kini telah menjadi perhatian pemerintah daerah, didirikan bangunan.

Dan sampai kini, makam keramat ini terus dijaga dan dirawat oleh masyarakat keturunan suku Sakai. Dan ini disebutkan sebagai bentuk penghormatan kepada Datuk yang dipercaya sebagai asal muasal garis keturunan mereka. []

Source. Diskominfotik.

You May Also Like