Kisah Beruang Hitam dan Tengkorak Marapi Lawan Penjajahan Belanda di Nagari Sariak

ARASYNEWS.COM – Di Jalan Raya Sungai Pua, nagari Sariak Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat berdiri satu monumen yang dikenal dengan tugu Parang Panta (Perang Panta)

Tugu ini sebagai pengingat peristiwa bersejarah yang terjadi pada 4 Januari 1949. Perlawanan masyarakat dipelopori dua kelompok pemuda-pemudi itu berkobar untuk mengusir kaum penjajah.

Pemuda-pemudi dari dua perguruan Beruang Hitam dan Tengkorak Merapi, sepakat melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda yang masih bertahan di Nagari Sariak Banuhampu (Berbatas dengan Sungai Pua).

Meski Indonesia telah memproklamirkan Kemerdekaannya 17 Agustus 1945, dari kaum penjajah tersebut masih saja belum angkat kaki dari daerah ini.

Saat itu, amarah dari pemuda-pemudi memuncak disaat terbunuhnya seorang pemuda Sariak oleh kaum penjajah di hadapan banyak penduduk.

Atas dasar semangat juang mempertahankan kemerdekaan dan melawan kezaliman penjajah, berhimpunlah para pejuang kalangan muda yang tergabung dua kelompok.

Dengan adanya granat sisa bom peninggalan penjajahan Jepang, serta peralatan tradisional, pejuang berdarah muda itu pun memulai pertempuran.

Monumen ini menjadi saksi bisu perjuangan hebat pemuda dan pemudi dalam mempertahankan tanah air serta melawan kekejaman penjajahan Belanda.

Monumen ini diresmikan oleh Pemerintahan Nagari Sariak sebagai wujud penghargaan terhadap jasa-jasa pahlawan lokal yang dengan gigih mempertahankan kemerdekaan.

Sejarah tersebut tercatat dan diabadikan dengan monumen atau tugu Perjuangan Parang Panta oleh Pemerintahan Nagari Sariak,

Bentuk tugu ini dahulunya terdapat patung dan relief. Dengan keunikan arsitektur dan detail yang indah, Tugu Parang Panta memberikan edukasi dan sebagai pengingat sejarah.

Selain menjadi pusat peringatan sejarah, Tugu Perang Panta juga menjadi tempat yang sarat makna bagi masyarakat setempat. Di sinilah mereka mengenang jasa pahlawan dan meneruskan semangat kepahlawanan kepada generasi muda.

Setiap tahunnya, peringatan peristiwa bersejarah tersebut diadakan di sekitar Tugu Perang Panta, mengumpulkan masyarakat dalam sebuah upacara yang khidmat.

Kini, tugu ini telah mendapat pemugaran. Patung-patung berbentuk orang tidak lagi ada. Digantikan dengan patung tangan dengan memegang granat. Pergantian ini dilakukan pada 15 Januari 2025 hasil kerjasama masyarakat dan wali-wali se-nagari Sariak. []

You May Also Like