Dua Tikungan di Jalur Kelok 44 yang Ekstrem

ARASYNEWS.COM – Jalan ekstrem dan berliku di Sumatera Barat bukan hanya Kelok Sembilan, Kelok 17, Silaiang, Sitinjau Lauik, dan lainnya. Ada satu lagi jalan ekstrem yang jalurnya menghubungkan kota Bukittinggi dengan Danau Maninjau di Kabupaten Agam.

Ruas jalan ini dikenal dengan nama Kelok 44. Penamaan jalan ini karena jumlah tikungannya sebanyak 44, akan tetapi jika dihitung, jumlahnya lebih dari itu.

Kelok 44 atau Kelok Ampek Puluh Ampek adalah kelokan yang terdapat di Kecamatan Matur Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat. Kelok 44 berada di daerah perbukitan di atas Danau Maninjau serta dilingkari jalan yang berkelok di lerengnya.

Setiap kelokan memang patah dengan sudut yang tajam. Sudut
kelokan berkisar 45 hingga 60 derajat.

Ruas jalur ini sudah diberi nomor berurut, dan jalur ini memiliki panjang 7,8 kilometer. Dari ruas jalan ini dapat terlihat danau Vulkanik yakni danau Maninjau yang berada di bagian bawah jalur Kelok 44. Selain itu juga dikawasan ini bagi yang melintas akan disuguhi pemandangan hamparan sawah-sawah yang berbentuk terasering, pancuran-pancuran air dari sungai yang bertingkat-tingkat, serta hijaunya deretan Bukit Barisan.

Pemberian nomor kelok dimulai dari bawah yakni dari dasar danau menuju ke puncak arah jalan menuju ke Bukittinggi. Topografi jalan cukup sulit sempit juga terjal dan sulit kendaraan berselisih bila bertemu di kelokan/tikungan, oleh karena itu kendaraan dari atas harus bergantian memberi kesempatan kendaraan dari bawah menghindari pertemuan di tikungan.

Bagi yang pertama sekali lewat di jalan itu harus ektra hati-hati penuh konsentrasi dan bagi yang belum mahir membawa mobil disarankan jangan membawanya karena bisa berakibat fatal. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan kondisi mobil juga harus baik terutama rem termasuk rem tangan.

Tetapi tidak semua kendaraan yang bisa melewati jalur ini. Kepolisian sudah memberi tanda, kendaraan truk besar dan berat dengan roda lebih dari enam dan bus yang panjang tidak diperbolehkan melalui jalan ini. Hal ini karena lebar jalan yang sempit, juga tikungan-tikungannya yang tajam.

Di kawasan ini ada rest area dengan warung milik masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai persinggahan.

Dari 44 tikungan, ternyata ada dua tikungan yang cukup berbahaya. Tepatnya di kelokan nomor 3 dan nomor 5.

Ini karena pada tikungan itu memiliki dua kelokan yang berdekatan di satu tempat. Saat berkendara memutar stiur mobil ke kanan harus cepat pula membanting stiur ke kiri. Jika terlambat dan terlambat mengerem, bisa terjun ke jurang.

Dua kelokan ini sudah dikenal masyarakat setempat. Masyakarat menyebutnya dengan ‘Kelok batambuah’. Untuk rambu peringatan di lokasi itu juga tidak ada dan ruas jalan juga sempit. []

You May Also Like