
ARASYNEWS.COM – Memang segala sesuatu yang terjadi menjadi rahasia Allah SWT, tetapi dalam perjalanan hidup ini ada hal-hal yang sebaiknya dilakukan untuk pencegahan sesuatu hal yang terjadi.
Salah satu contohnya adalah dalam melakukan perjalanan jauh dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun transportasi umum. Beberapa hal sebaiknya diperhatikan selain kesehatan tubuh yakni barang yang akan dibawa, serta naik kendaraan apa.
Jika melakukan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi, pastikan jika kendaraan telah aman dan juga fisik yang sehat. Dan jika menggunakan kendaraan umum juga diperlukan kewaspadaan.
Dalam melakukan perjalanan, hendaknya kita sebagai umat muslim muslimah menyiapkan bekal agar perjalanan nyaman dan aman. Salah satunya adalah dengan berdoa kepada Allah SWT.
Tujuan dari berdoa supaya perjalanan yang dilakukan diberikan keberkahan, keselamatan, serta bisa menjadi suatu amalan yang baik baginya, termasuk pada saat hendak mudik ke kampung halaman ataupun saat berangkat dari kampung halaman.
Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 186, Allah SWT menyukai hamba-hambanya yang mau berdoa dan memohon kepada Nya.
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Dikutip dari buku Doa & Zikir Mustajab untuk Muslimah oleh H. Muhammad Rahmatullah, Abdullah bin Sarjis berkata bahwa apabila Rasulullah ﷺ bersafar (melakukan perjalanan jauh), beliau berdoa,
اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ
Allahumma antash shohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Teman dalam perjalanan, dan Pengganti dalam keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari beratnya perjalanan, dan kesedihan saat kembali, serta dari kekafiran setelah iman, dan dari doa orang yang dizalimi dari keburukan pemandangan dalam keluarga dan harta.” (HR Tirmidzi).
Doa Hendak Keluar Rumah
Bukan hanya saat akan melakukan perjalanan saja, tetapi berdoa dapat dilakukan saat akan keluar rumah. Berikut adalah doanya:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Bismillahi, tawakkaltu ’alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”
Setelah membaca doa ini, muslim-muslimah bisa melafalkan surat Al-Ikhlas saat berada di perjalanan.
(قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤
Qul huwallahu ahad. Allahus shamad. Lam yalid, wa lam yulad, wa lam yakullahu kufuwan ahad
Artinya: “Katakanlah, Dia Allah yang Esa. Dia tempat bergantung. Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Tiada satupun yang menyamai-Nya.”
Doa Agar Terhindar dari Bahaya Ketika dalam Perjalanan
Supaya perjalanan muslim-muslimah aman nyaman dan terhindar dari segala bahaya, maka dapat memanjatkan doa bepergian jauh ini.
اللهمَّ الطفْ بي في تيسيرِ كلِّ عسيرٍ فإن تيسيرَ كلِّ عسيرٍ عليك يسيرُ وأسألُك اليسرَ والمعافاةَ في الدنيا والآخرةِ
Allahummalthuf bi fi taisiri kulli ‘asir fa inna taisira kulli ‘asirin ‘alaika yasir, wa as alukal yusra wal mu’afata fid dunya wal akhirati.
Artinya: “Ya Allah, lunakkanlah kepadaku dalam memudahkan setiap sesuatu yang sulit karena memudahkan setiap sesuatu yang sulit bagi-Mu sangat mudah, dan aku memohon kepada-Mu kemudahan dan kesehatan di dunia dan akhirat.”
Doa saat Naik Kendaraan
Saat akan naik kendaraan pribadi atau umum untuk bepergian, ada doanya yang mesti dipanjatkan. Tak lupa juga, kita mesti mengucapkan doa bepergian naik kendaraan agar selamat sampai tujuan.
اَلْحَمْدُ للهِ، سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلبُونَ
Alhamdulillah subhanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqrinina wa inna ila rabbina lamunqalibun.
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua (kendaraan) ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya hanya kepada Tuhan kamilah kami akan kembali.”
Doa agar Selamat di Perjalanan
Agar selamat dalam perjalanan hingga sampai ke tujuan, ada juga doa yang harus dipanjatkan. Kita juga bisa membaca doa ini agar hati dan pikiran tenang selama dalam perjalanan jauh.
سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ
Subhanal ladzi sakhora lana hadza wa ma kunna lahu muqrinina wa inna ila ila rabbana la munqalibun. Allahumma inna nas aluka fi safarna hadzal birra wat taqwa wa minal ‘amali ma tardla. Allahumma hawwin ‘alaina safarana hadza wa’thu ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shokhibu fis safari wal kholifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsais safari wa kabatil mundhori wa suil munqolabi fil mali wal ahli.
Artinya: “Mahasuci Allah yang telah menundukkan (kendaraan) ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, takwa dan amal yang Engkau ridai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga.”
Doa saat Berisitirahat dalam Perjalanan
Selama bepergian, tentunya muslim muslimah beristirahat untuk memulihkan kondisi seperti pada tempat-tempat tertentu di tepi jalan dalam perjalanan.
Di saat seperti ini, jangan hanya mengembalikan kondisi dengan makan dan tidur. Ada juga bacaan doa keselamatan perjalanan jauh saat beristirahat ini agar dihindarkan dari kejahatan.
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa khalaq
Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya.”
Doa Sampai Tujuan
Pada saat sampai di tujuan, ada juga bacaan doa yang sebaiknya dipanjatkan. Ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kita karena diberikan keselamatan dalam perjalanan.
اَللّٰهُمَّ إِنِّىْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ أَهْلِهَا وَخَيْرَ مَافِيْهَا وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَافِيْهَا
Allaahumma innii as aluka lhairohaa wakhairo ahlihaa wakhairo maa fiihaa wa a’uudzubika min syarrihaa wa syaarri ahlihaa wa syarri maa fiihaa
Artinya: “Ya Allah, saya mohon kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan penduduknya serta kebaikan yang ada di dalamnya. Saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan negeri ini dan kejahatan penduduknya serta kejahatan yang ada di dalamnya”
Hal yang Sebaiknya Tidak Ditinggalkan Dalam Perjalanan
Sebagaimana diketahui, seseorang yang melakukan perjalanan disebut sebagai musafir. Dalam Bahasa Arab, kata musafir adalah isim Fa’il atau kata yang memiliki posisi sebagai subyek atau pelaku. Sedangkan secara pengertian bahasa, musafir adalah orang yang melakukan perjalanan.
Karena musafir adalah orang yang sedang melakukan perjalanan jauh, maka Islam memberikan keringanan bagi mereka dalam menjalankan ibadah.
Akan tetapi, bukan berarti setiap orang yang melakukan perjalanan akan mendapat keringanan tersebut. Karena ada kriteria tertentu yang menjadikan musafir mendapat keringanan, terutama dalam melaksanakan ibadah sholat maupun puasa.
Dari madzhab Syafi’i dan Maliki, jarak yang ditempuh yaitu sekurang-kurangnya 77 kilometer, sedangkan menurut Abu Hanifah 115 meter.
Adapun batasan waktunya, menurut Imam Ahmad, Imam Syafi’i, dan Imam Malik adalah empat hari, sedangkan menurut Abu Hanifah 15 hari.
Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa musafir adalah orang yang sedang bepergian untuk tujuan tertentu dengan jarak sejauh 2 marhalah atau perjalanan kurang lebih 80 km, dan orang tersebut tidak berencana untuk menetap di daerah tertentu lebih dari 3 hari.
Dengan demikian, dalam pandangan para ulama, apabila seseorang memang telah berniat tinggal lebih dari waktu itu sejak semula, maka dia bukan musafir lagi.
Jadi, dia tidak diberikan izin untuk menjamak atau menggabung shalat Dzuhur dan Ashar atau Maghrib dan Isya. Apalagi jika ingin meng-qashar atau melaksanakan sholat yang empat rakaat menjadi dua rakaat saja.
Seandainya sang musafir terpaksa menunda kepulangannya sehari karena satu dan lain hal, maka statusnya sebagai musafir dapat diperpanjang sehari. Kemudian, jika kepulangannya ternyata masih harus tertunda lagi sehari esok harinya, maka statusnya masih dapat diperpanjang lagi hari demi hari.
Imam Syafi‘imembatasi perpanjangan ini hanya sampai tujuh belas atau delapan belas hari. Sementara itu, imam mazhab lainnya tidak membatasinya.
Tetapi, yang harus diketahui bahwa izin ini berlaku bagi mereka yang berstatus musafir dalam pengertian di atas, yakni yang sejak semula hanya bermaksud tinggal empat atau lima hari.
Imam Abu Hanifah mewajibkan musafir melakukan sholat qashar, yaitu dzuhur, ashar, dan isya yang masing-masing sholat dua rakaat.
Sementara itu, pada tiga imam mazhab lainnya membolehkan meng-qashar atau melaksanakan empat rakaat sebagaimana seperti sholat pada biasanya.
Selain itu, seorang musafir juga diperbolehkan untuk bertayamum. Tayamum merupakan salah satu cara bersuci dengan menggunakan debu untuk mengganti wudhu. Tetapi, tentunya terdapat syarat sendiri dalam melakukan tayamum ini. Wudhu hanya dapat dilakukan dengan air, dan apabila hendak bertayamum, maka syaratnya adalah ketika kesulitan mendapatkan air atau sakit.
Cara Tayamum
Siapkan tanah berdebu atau debu yang bersih. Ulama memperbolehkan menggunakan debu yang berada di tembok, kaca, atau tempat lain yang dirasa bersih.
Disunnahkan menghadap kiblat, lalu letakkan kedua telapak tangan pada debu, dengan posisi jari-jari kedua telapak tangan dirapatkan.
Dalam keadaan tangan masih diletakan di tembok atau debu, lalu ucapkan bismillah dan niat seperti berikut:
نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاسْتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ للهِ تَعَالَى
Nawaitu tayammuma li istibahati sholati lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat tayamum agar diperbolehkan sholat karena Allah.”
Usapkan kedua telapak tangan pada seluruh wajah. Berbeda dengan wudhu, dalam tayamum tidak diharuskan untuk mengusapkan debu pada bagian-bagian yang ada di bawah rambut atau bulu wajah, baik yang tipis maupun yang tebal. Yang dianjurkan adalah, berusaha meratakan debu pada seluruh bagian wajah. Dan itu cukup dengan satu kali menyentuh debu, sebab pada dasarnya lebar wajah tidak melebihi lebar dua telapak tangan. Sehingga “meratakan debu” di wajah, cukup mengandalkan dugaan yang kuat (ghalibuzhan).
Selanjutnya bagian tangan, sementara lepaskan cincin bila ada di jari, dan letakkan kembali telapak tangan pada debu, kali ini jari tangan direnggangkan. Lalu, tengadahkan kedua telapak tangan, dengan posisi telapak tangan kanan di atas tangan kiri. Rapatkan jari-jari tangan, dan usahakan ujung jari kanan tidak keluar dari telunjuk jari kiri, atau telunjuk kanan bertemu dengan telunjuk kiri. Telapak tangan kiri mengusap lengan kanan hingga ke siku. Kemudian, tangan kanan diputar untuk diusapkan juga sisi lengan kanan yang lain, dan telapak tangan mengusap dari siku hingga dipertemukan kembali jempol kiri mengusap jempol kanan. Lakukan hal yang sama pada tangan kiri seperti tadi. Dan terakhir, pertemukan kedua telapak tangan dan usap-usapkan di antara jari-jarinya.
Setelah tayamum, dianjurkan juga oleh sebagian ulama untuk membaca doa bersuci, seperti halnya doa berikut ini.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Artinya: “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bersuci, dan jadikanlah aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh. Maha Suci Engkau, ya Allah. Dengan kebaikan-Mu, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau. Dan dengan kebaikan-Mu, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.”
Demikian bacaan doa bagi muslim muslimah untuk melakukan perjalanan saat mulai dari keluar rumah hingga sampai ke tujuan.
Wallahu alam bish shawab
[]