ARASYNEWS.COM – Ingar bingar ‘Citayam Fashion Week’ kini melanda berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan catwalk atau berjalan yang dilakukan di atas zebra cross di jalan ini ramai dilakukan yang bermula dari wilayah Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Berbagai kota pun mulai mengikuti kegiatan seperti ini, salah satunya di kota wisata Bukittinggi yang berada di Provinsi Sumatera Barat.
Lokasi yang diambil ini diketahui berada di pusat kota, tepatnya di kawasan Jam Gadang. Kegiatan ini juga disukai banyak warganet yang di-posting @kaba.bukittinggi dan @kababukittinggi pada Ahad (24/7/2022).
Para anak-anak muda kreatif ini pun dengan berpakaian biasa berwarna hitam dan mengenakan aksesoris seperti kacamata, kalung, gelang, dan topi berjalan diatas zebra cross yang ada di dekat air mancur di kawasan Jam Gadang.
Disebutkan bahwa kegiatan ini dinamai dengan Jam Gadang Fashion Week (JGFW).
Sebagaimana diketahui, ingar bangat Citayam Fashion Week ini menarik perhatian hingga diapresiasi sejumlah tokoh, beberapa diantaranya diapresiasi Kak Seto dan bahkan juga Presiden Jokowi.
Fenomena Citayam Fashion Week di kawasan Dukuh Atas mendadak viral karena gaya busana nyentik yang didominasi anak muda dari Depok, Citayam, dan Bojonggede.
Para remaja tanggung yang mayoritas berasal dari wilayah penyangga seperti Citayam, Bojonggede, dan Depok itu tumpah ke wilayah Dukuh Atas, Jakarta Pusat, untuk kemudian bersolek bak model kelas atas di kawasan yang dikenal sebagai kawasan elite tersebut.
Para remaja dari daerah penyangga tersebut pun seakan-akan telah berhasil menggeser akronim SCBD yang semula Sudirman Central Bussiness District menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok.
Ketua LPAI Seto Mulyadi atau yang lebih akrab disapa dengan Kak Seto turut menyambangi kawasan tersebut. Ia di sana mengapresiasi kreativitas para remaja tanggung untuk menciptakan sebuah tren fashion street di kawasan elite.
“Kami lihat adik-adik ini anak-anak yang penuh dengan potensi dan kreativitas, penuh dengan ide-ide cemerlang, bahwa adik-adik bisa mengguncang Indonesia dengan kreativitas, khususnya fashion. Pada dasarnya adik-adik adalah calon pemimpin bangsa di masa depan yang penuh dengan kreativitas,” ujar Seto dalam kunjungannya pada Sabtu (23/7/2022) malam.
Kehadiran Kak Seto semakin spesial, lantaran dirinya hadir tepat pada saat Hari Anak Nasional yang jatuh di hari yang sama.
“Hari ini adalah Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli. Dirgahayu anak-anak, usia anak adalah 18 tahun ke bawah,” ujar dia.
“Kepada adik-adik yang masih di bawah usia tersebut, merupakan anak yang dilindungi oleh undang-undang, termasuk dilindungi dari berbagai tindak kekerasan yang mungkin mengancam adik-adik semuanya,” lanjut dia.
Tidak hanya memberi apresiasi kepada mereka yang datang, dirinya juga mengimbau kepada para remaja tersebut untuk pulang ke rumah masing-masing sebelum pukul 21.00 WIB.
“Jangan sampai kreativitas ini kemudian disalahgunakan atau terpengaruh untuk hal-hal yang negatif. Hindarkan kemungkinan adanya bujuk rayu narkoba, minuman keras, rokok, dan sebagainya yang bisa menganggu kesehatan adik-adik semua,” tutur dia.
Disisi lain, Presiden Jokowi juga turut memerhati Fenomena Citayam Fashion Week ini.
Jokowi menilai, tidak ada yang salah dari kegiatan tersebut selama para remaja yang datang tidak melanggar hukum dan didorong ke arah yang lebih positif.
“Asalkan positif, saya kira enggak ada masalah. Jangan diramaikanlah, hal-hal yang positif itu diberikan dukungan dan didorong. Asal, tidak menabrak aturan,” kata Jokowi, seusai menghadiri peringatan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Bogor, Sabtu (23/7/2022) kemarin.
Jokowi juga mengatakan, semua bentuk kreativitas remaja tidak perlu dilarang selama tidak ada aturan yang dilanggar.
“Kreativitas seperti itu kenapa harus dilarang? Asal, sekali lagi, tidak menabrak aturan, tidak melanggar aturan, prinsipnya di situ,” jelas Jokowi.
Disisi lain, kegiatan seperti ini perlu mendapat pengawasan agar berjalan tertib dan tidak menggangu pengguna jalan yang lain. Hal ini disampaikan pakar kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga
Nirwono menuturkan, di sejumlah kota besar, pemakaian zebra cross untuk sejumlah kegiatan merupakan hal yang jamak dilakukan.
“Hal yang paling penting, jangan sampai kreativitas remaja tersebut mengganggu kenyamanan serta keselamatan pengguna jalan. Zebra cross memang digunakan untuk menyeberang, tetapi pada saat bersamaan ketika lampu lalu lintas merah/berhenti, zebra cross sebagai ruang publik dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dalam waktu sangat singkat, termasuk fashion show, pantomim, berteater, bermusik dan bernyanyi,” ujar Nirwono, dalam keterangannya yang dikutip, Ahad (24/7/2022).
“Daripada melarang, lebih baik kegiatan ini difasilitasi. Dipasang lampu lalu lintas di zebra cross juga menjadi salah satu solusinya. Jadi, ketika remaja itu melenggak-lenggok di atas fasilitas penyebrangan jalan, itu tidak lagi mengganggu kendaraan bermotor yang melintas. []