Antre Diisi Dengan Hal-hal yang Bermanfaat

ARASYNEWS.COM – Antre adalah salah satu bentuk aktivitas menunggu yang kerap kali kita jumpai dalam rutinitas kehidupan.

Ketika kita mengadakan sebuah transaksi di bank, kita mendapati antrean yang panjang. Ketika kita hendak mendapatkan sesuatu seperti tabung gas, atau juga mengantre di pintu tol menunggu giliran dan antre dalam berlalu lintas di jalan. Atau bahkan juga mengantre menunggu giliran untuk mendapat panggilan menunaikan ibadah haji.

Antre selalu menjadi pilihan tunggal dan inilah fenomena masa kini yang kerap ada di hadapan kita.

Bagi umat muslim muslimah, antre perlu kita lalui untuk melatih kesabaran dan pengendalian diri. Manusia senantiasa dihadapkan pada salah satu di antara dua kondisi: susah dan senang atau sedih dan gembira.

Seorang muslim yang bertaqwa menghadapi kedua keadaan ini dengan bijak sesuai tuntunan yang telah digariskan syariat. Kesenangan dihadapi dengan bersyukur dan kesusahan disikapi dengan kesabaran.

Dalam kedua situasi ini, ia selalu mampu mengendalikan diri dan mengikat hati serta badannya dengan tuntunan yang telah Allah gariskan kepadanya.

Rasulullah ﷺ menggambarkan kondisi ini dalam sabdanya,

عَجَبًا لِأَمْرِ، الْمُؤْمِنِ فَإِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْر،ٌ وَلَيْسَ ذَاكَ إِلَّا لِمُؤْمِنٍ، إِذَا أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِذَا أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang muslim karena semua urusannya baik baginya dan tidaklah hal itu terjadi kecuali pada diri orang mukmin. Apabila ia mendapatkan sebuah kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya. Apabila ia ditimpa kesusahan maka ia bersabar dan kesabaran itu baik pula baginya.” (HR. Muslim).

Seorang muslim hendaknya memaknai aktivitas antrenya itu dari sudut ubudiah. Dalam hal ini, ia mengharapkan pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Kesabaran merupakan sifat terpuji yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Maka, ketika seseorang menghadapi sebuah kesusahan atau situasi yang sulit maka hendaklah ia bersabar. Dengan itu sangat diharapkan pahala dari Allah akan mengalir untuknya.

Seorang muslim hendaknya memanfaatkan waktu menunggu giliran dengan memperbanyak tabungan akhirat.

Yakni mempergunakan waktu menunggu itu dengan berzikir, membaca Al Qur’an, membaca buku-buku yang bermanfaat, berdialog dengan sesama pengantre tentang masalah-masalah agama yang penting dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat lainnya. Dan jangan memanfaatkan waktu ini dengan bergunjing atau ghibah.

Setiap muslim harus menyadari bahwa waktu luang yang ia punya di dunia ini merupakan nikmat Allah sekaligus amanah yang dibebankan kepadanya. Pada hari kiamat kelak, Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya atas apa yang Dia berikan kepada mereka. Maka, setiap muslim hendaknya mempergunakan waktu yang ia punya dalam rangka bertakarub mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Perbuatan menyia-nyiakan waktu adalah sebuah kerugian yang besar bagi seorang muslim yang mengharap perjumpaan dengan Allah dalam keadaan bahagia dan sentosa.

Karena ia tidak pernah tahu kapan malaikat maut akan datang menjemput dan juga karena waktu yang telah pergi tak akan pernah kembali.

Sayangnya, banyak kaum muslimin terjebak dalam kegiatan yang tidak bermanfaat dalam mengisi waktu ini.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَ الْفَرَاغُ

“Ada dua nikmat yang kerap kali dilalaikan oleh banyak manusia: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Sekiranya waktu luang ini bisa dipergunakan dengan baik. Seandainya waktu menunggu giliran itu selama 30 menit. Dalam kurun waktu 30 menit itu, berapa ayat Al Quran yang bisa dibaca, berapa lembar buku yang bisa dibaca, berapa kalimat untaian nasihat yang bisa disumbangkan bagi kaum muslimin.

Sungguh menakjubkan hasilnya apabila perkara ini bisa dipahami oleh setiap muslim. Barangkali, ini juga yang menjadikan keberkahan yang begitu melimpah pada umur para pendahulu kita yang saleh.

Jadikanlah proses menunggu Anda tersebut sebagai sebuah perenungan besar. Dengan mengantre ini Anda jadi mengetahui bahwa Anda tidak lebih baik dari orang lain.

Dengan mengantre pula Anda menyadari eksistensi Anda di alam dunia ini. Anda menyadari betapa susahnya menunggu. Sebagai contoh saat berada di Padang Mahsyar yang menunggu giliran panggilan Allah.

Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua.

Wallahu alam bish shawab.

[]

You May Also Like