ARASYNEWS.COM – Antrian warga terjadi hampir di seluruh daerah untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga murah. Hal ini karena warga kesulitan dan kelangkaan stok di pasaran.
Salah satu yang viral terjadi di depan Toserba Pemalang, Jawa Tengah. Antrian yang terlihat bukannya orang yang berbaris, melainkan sandal milik warga. Antrian ini terlihat panjang mengular hingga ke tepi jalan.
Penampakan ini terlihat dalam unggahan di media sosial Instagram @lambe_turah sejak Selasa (8/3/2022) dan diteruskam sejumlah akun lainnya di Instagram.
Diketahui, ide antrian sendal ini adalah dari seorang tukang becak.
Dalam unggahan video dan foto itu, tampak depan toko yang masih tutup, berbaris sejumlah sandal. Antrian sandal itu bahkan memanjang hingga ke jalanan.
Dalam keterangan yang tertulis menyebutkan bahwa antrian yang memasang sandal ini untuk menghindari kerumunan dan kepadatan warga. Para pemilik sengaja meninggalkan sandal-sandal mereka sebagai pengganti nomor antrian.
Ternyata, nomor antrian telah dibuka sejak pukul 05.00 WIB. Antrian sandal yang mencapai panjang 500 meter itu disebutkan telah dilakukan selama sepekan lamanya.
Selama sandalnya diletakkan dalam antrian, warga bisa pulang dan melakukan aktifitas lain sembari menunggu hingga toko dibuka.
Dikutip dari suaracom, ide dari gagasan unik antrian sandal ini tercetus dari salah seorang tukang becak bernama Sudarman (58) yang kesehariannya mangkal di sekitar lokasi.
“Kebetulan kan saya selain tukang becak disini juga sebagai RT dan dari perkumpulan di kelurahan kan memang dilarang ya untuk banyak warga, akhirnya kita atur pakai sandal, sembari orangnya aktifitas,” ungkap Sudarman seperti dalam kutipan.
Mengenai mekanisme, Sudarman juga menjelaskan bahwa antrian sandal akan dibuka sekitar pukul 08.30 WIB, sedangkan untuk masuk ke toko diatur oleh petugas yakni hanya 15 orang yang boleh masuk secara bergantian.
Ternyata, penampakan seperti ini juga terlihat disejumlah daerah lainnya di Indonesia.
Banyak warganet yang miris dengan kondisi seperti ini. Kebanyakan dari mereka menyesali kebijakan yang diterbitkan pemerintah tidak memihak rakyat. []