ARASYNEWS.COM – Sudah lima hari berlalu ikan mati di danau Maninjau. Hal ini diakibatkan cuaca ekstrem yang melanda di wilayah danau tersebut. Dan alhasil, kini menimbulkan masalah baru, yakni bau tak sedap yang ditimbulkan dari ikan, sehingga air danau pun mulai tercemar.
Kondisi ini, pemilik keramba jaring apung (KJA) di danau Maninjau kecamatan Tanjung Raya, kabupaten Agam telah mulai mengeluarkan ikan-ikan milik mereka yang mati.
Di sisi lain ikan yang di luar keramba, masih banyak mengapung di sekitar danau.
Bau ikan yang mati mulai menyengat tercium, terutama di wilayah nagari Koto Malintang, Koto Gadang VI Koto, Koto Kaciak, Duo Koto, Bayua, dan Maninjau hingga Nagari Tanjung Sani dan Sungai Batang.
Bangkai ikan yang mati itu dibuang petani ke berbagai tempat. Dan kondisi ini bahkan menimbulkan polusi udara di kawasan Danau Maninjau
Masyarakat yang melewati daerah danau Maninjau dan masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan itu sejak tiga hari belakang mulai merasakan bau tak sedap.
“Sudah tiga hari ini baunya mulai tercium. Sangat menyengat sekali karena banyak bangkai ikan yang terdampar di pinggir danau,” ujar salah seorang warga.
Ia berharap, kondisi ini harus segera ditangani oleh pemerintah daerah, terutama pemerintah kabupaten Agam agar bau bangkai yang menimbulkan polusi udara ini dapat segera teratasi.
“Semoga Pemkab Agam bisa secepatnya menyikapi kondisi ini, karena kalau dibiarkan akan menambah pencemaran Danau Maninjau,” ucapnya.
Dalam data, jumlah ikan yang mati di danau Maninjau pada saat ini sekitar lebih dari 402 ton.

Sebelumnya, Bupati Agam, Andri Warman juga pernah melakukan kunjungan ke danau Maninjau. Ia juga menyinggung agar banyaknya bangkai ikan yang mati di danau Maninjau untuk segera diatasi.
Kunjungan yang dilakukannya juga turut didampingi Dewan Sumber Daya Air Nasional pada Rabu (16/11/2022) lalu.
Kunjungan ini tindak lanjut surat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dalam penanganan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau yang berlokasi di Kecamatan Tanjung Raya.
“Kita sangat prihatin dengan kondisi Danau Maninjau yang sudah tercemar, sehingga perlu penanganan khusus untuk mengembalikan kondisinya seperti sediakala,” ujar Ketua Sekretariat Dewan SDA Nasional, Happy Mulya.
Diketahui, tercemarnya Danau Maninjau akibat pakan ikan KJA yang sudah menumpuk puluhan tahun di dasar danau.
Besok katanya, kunjungan ini akan dievaluasi dan dilakukan pemaparan di kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang.
“Dalam paparan ini nanti bisa diketahui strategi seperti apa yang akan dilakukan untuk penanganan KJA,” katanya.
Masih dalam kesempatan itu juga, Bupati Andri Warman mengatakan, Danau Maninjau ini salah satu danau prioritas yang direvitalisasi pemerintah pusat. Bahkan ia ingin kondisi danau ini kembali seperti sediakala.
“Terkait KJA ini, kita hanya ingin menata bukan menghabiskan. Namun, sesuai data yang punya KJA di Danau Maninjau mayoritas milik pengusaha, ini tentu perlu kita batasi,” sebutnya.
Kecuali katanya punya masyarakat disekitar Danau Maninjau, karena dirinya juga tidak mau perekonomian masyarakat terganggu.
“Jika dilihat sekeliling danau kondisinya sudah sangat memprihatinkan, kita di Agam sudah berupaya menanganinya dan diharapkan dukungan dari pemerintah pusat,” katanya.
Dikatakan bupati, Danau Maninjau ini sangat berpotensi jadi objek wisata, apalagi didukung dengan alam yang sangat menarik.
Bahkan dirinya sudah berupaya datangkan investor untuk kembangkan objek wisata di Danau Maninjau, tapi kendalanya danau masih tercemar.
“Intinya, investor bisa masuk apabila KJA sudah tertata dan kondisi Danau Maninjau membaik. Ini menjadi tantangan bagi kita, semoga pemerintah pusat bisa membantu tangani masalah tersebut,” tukasnya. []