ARASYNEWS.COM, BENGKALIS – Penanaman Bakau yang dilakukan pemerintah kabupaten Bengkalis pada tahun 2020 lalu banyak yang mati. Dan akibatnya dilakukan penanaman kembali sepanjang pantai timur Pulau Bengkalis ini oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Sekitar 30 hektare luas lahan pesisir pantai yang sudah ditanami tanaman mangrove jenis bakau di Desa Pambang Pesisir, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau, kondisinya kini banyak yang mati.
Disebutkan, bantuan bibit tanaman pohon bakau bersumber dari APBN Kementerian LHK tahun 2020 yang mati itu dikarenakan ombak serta angin kuat di pantai tersebut. Hanya saja diakui seharusnya bukan ditanami bakau, melainkan mangrove jenis lainnya.
“Bibit bantuan pusat itu ditanam bulan September 2020 lalu. Saat ini, kondisi di lapangan ada hidup ada tidak (mati) akibat terjangan ombak bulan September hingga Desember lalu. Itu musim angin utara dan barat luar biasa kuatnya,” dikatakan Kepala Desa Pambang Pesisir, Pasla.
Tanaman mangrove jenis bakau itu ditanam bertujuan meminimalisir abrasi pantai akibat hempasan air laut Selat Malaka.
“Untuk mempersentase tanaman yang hidup usai ditanam, tak dapatlah saya nak menjelaskan. Karena saya sudah hampir 6 bulan tidak ada ke lokasi, sibuk dengan kegiatan desa,” ujarnya.
Selain itu, dikatakan Pasla, pekerjaan tersebut dikelola oleh kelompok dan pekerja masyarakat setempat dengan pola padat karya tunai. Dan untuk pembayaran penanaman juga telah diberikan.
Ia mengakui, kegiatan penanaman bakau dilaksanakan oleh warganya juga menjadi pemenuhan lapangan pekerjaan di saat pandemi Covid 19.
“Warga Desa Pambang Pesisir merasa terbantulah dengan adanya kegiatan tersebut. Selain menambah perekonomian masa sulit pandemi sekarang ini, juga menjaga dari ancaman abrasi yang setiap tahunnya terjadi pengikisan di tepi pantai kita,” tambahnya.
Pasla menjelaskan, jenis tanaman penahan abrasi di tepian pesisir Desa Pambang Pesisir ditanami untuk mencegah lajunya abrasi di desa itu jenis tanaman bakau. Namun, diakuinya tanaman yang cocok di desanya adalah tanaman api-api.
“Hanya saja program pusat saat itu hanya mengadakan jenis tanaman bakau dan kita juga sudah bersyukur mendapatkan bantuan dari pusat tersebut,” pungkasnya. []