Sungai Batang Kuantan, Penampakan Sosok Makhluk Legenda

ARASYNEWS.COM – Sungai Batang Kuantan merupakan sungai ketiga terpanjang di pulau Sumatera setelah Sungai Batang Hari dan Sungai Musi.

Sungai Batang Kuantan ini panjangnya mencapai 500 kilometer. Sungai ini berada di Provinsi Riau, tepatnya di Kabupaten Kuantan Singingi.

Hulu Batang Kuantan berada di Danau Singkarak Provinsi Sumatera Barat. Aliran hulu ini dinamakan Batang Ombilin, lalu ketika bertemu Batang Sinamar berubah menjadi Batang Kuantan. Sementara muara sungai ini berada di Pantai Timur Pulau Sumatera, tepatnya di kabupaten Indragiri Hilir.

Aliran sungai ini melewati berbagai daerah di provinsi Sumatera Barat dan provinsi Riau.

Ada banyak cerita hingga pada cerita mistis yang ada pada aliran sungai ini.

Menurut kepercayaan dan rumor masyarakat di beberapa nagari di kabupaten Sijunjung, seperti di nagari Silokek, nama batang kuantan berasal dari kata kuah santan (kuantan) yang dibuang ke sungai oleh masyarakat yang mengadakan pesta (alek gadang) di nagari tersebut.

Santan itu dibuang karena sudah tercampur dengan potongan daging ular yang dikira adalah daging rusa/kijang yang ditemukan oleh pemuda di hutan. Ular yang mereka bunuh lalu ditarik (elo) ke arah hulu (mudiak) sungai, yang daerah tersebut bernama mudelo (mudiak elo). Ular tersebut dibawa ke tepi sungai dan disembelih serta dibersihkan dagingnya di batu bomban, nama tersebut berasal dari kata batu baumban (batu yang dilempar).

Saat para pemuda itu menyembelih ular, ada orang yang tidak sengaja memergoki mereka. Orang itu ketika sudah sampai di desa menyampaikan bahwa ia melihat pemuda menyembelih ular. Namun ia datang sedikit terlambat, karena santan tersebut ternyata sudah tercampur dengan daging ular di dalam kuali (wajan). Namun ia berhasil meyakinkan warga desa kalau itu merupakan daging ular, alhasil kuah santan tersebut dibuang ke sungai.

Cerita tersebut tidak diketahui kebenarannya, hanya cerita turun temurun, tetapi karena beberapa bukti nama tempat yang mengarah ke dalam kisah tersebut, masyarakat meyakini bahwa hal itu pernah terjadi di masa lalu, dan di sungai ini juga penemu batu bara pertama di Indonesia “William Hendrik de greeve” yang hanyut ditemukan dan dimakamkan di Jorong Koto Hilia Nagari Durian Gadang (22 Oktober 1872).

Sedangkan bagi masyarakat di Kuantan Singingi (Kuansing), sungai ini dinamai dengan sungai Kuantan. Namun di Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, sungai ini diberi nama sungai Indragiri.

Nama sungai ini diberi nama sungai Kuantan oleh masyarakat di Kuansing pada zaman dahulu karena banyak ditemukan akar dan dahan kayu yang menjulur hingga ke tengah sungai.

Kemudian, Datuk Perpatih nan Sabatang (menurut riwayat merupakan pembesar Kerajaan Kandis, yakni kerajaan yang pernah berdiri di tepi aliran sungai pada zaman dahulu) harus menguakkan dahan dan akar tersebut agar rakitnya bisa hilir dengan baik. Dan dari situlah, muncul kata ‘kuak tan’, yang lama kelamaan berubah menjadi sungai Kuantan.

Konon, dahulu kala, masyarakat di sepanjang aliran sungai Kuantan di Kuansing pernah melihat sosok makhluk di aliran sungai ini. Makhluk itu dikenal dengan nama Gano.

Dari berbagai sumber, disebutkan, makhluk ini memiliki badan yang sebesar orang dewasa dan pada seluruh badannya tumbuh bulu yang lebat.

Disebutkan juga, jika Gano melompat ke dalam aliran sungai, maka tidak menimbulkan gelombang.

Makhluk ini kerap muncul pada Maghrib di aliran sungai. Dan suka usil menarik orang yang mandi-mandi pada saat Maghrib di aliran sungai.

Dan maka dari itulah masyarakat pada zaman dahulu tidak ada yang mandi di aliran sungai pada waktu senja.

[]

You May Also Like