
ARASYNEWS.COM, PEKANBARU – Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Riau, H Herman SE MT mengatakan sapi-sapi di Riau tengah dilakukan pemberian vaksin.
Hal ini sebagai upaya untuk menghilangkan temuan terindikasi penyakit yang bisa menyebabkan penularan atas temuan penyakit kulit berbenjol atau disebut dengan lumpy skin disease (LSD).
“Munculnya virus atau penyakit pada sapi atas temuan pemeriksaan. Ada benjolan-benjolan pada kulit sapi,” kata Kadis Herman didampingi drh Faralinda Sari selaku Kabid Kesehatan Hewan pada Kamis (10/3/2022).
“Temuan ini belum lama ini muncul, menyerang ternak sapi di Riau, dimana sebagian sapi milik warga yang ada di kabupaten. Ini terindikasi kena virus LSD atau lumpy skin disease,” terangnya.
“Dari hasil pemeriksaan, masih tetap bisa dikonsumsi. Dagingnya tetap bisa dimakan atau dikonsumsi. Hanya saja untuk kulitnya tidak bisa,” sebutnya.
Awal munculnya temuan penyakit ini, menurut dia pertama diketahui dari laporan petugas kesehatan hewan dari Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.
Laporan tersebut mereka terima pada 9 Februari 2022 lalu. Mendapat laporan itu, pihaknyapun dengan sigap menghubungi petugas kesehatan hewan dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Riau.

Ternyata ungkap Herman, penyakit yang sama juga ditemukan hampir di semua kabupaten yang ada di Riau.
“Setelah mengetahui adanya virus yang menyerang hewan sapi tersebut di Riau, dan ternyata baru kali ini muncul virus jenis tersebut, akhirnya pihak Disnak Riau menyampaikan hal ini ke Pemerintah Pusat di Jakarta untuk mendapatkan arahan sekaligus vaksin yang dapat menyembuhkan sapi yang terinfeksi LSD tersebut,” terang Kadis.
Hingga saat ini lanjut Herman, permohonan vaksin tersebut sudah mereka terima sebanyak 7.000 dosis. Sebagian bahkan sudah langsung disuntikkan terhadap sapi yang terkena virus LSD tersebut.
Dan dari sejumlah sapi yang dilaporkan sakit itu, setelah mendapat perawatan dan vaksin, saat ini umumnya sapi itu sudah dalam kondisi sehat.
Sebab tanda sapi yang sudah mendapat vaksin, tidak perlu menunggu lama, akan langsung mau makan rumput. Sebelumnya sapi yang terkena virus tidak selera makan atau enggan makan dan menderita demam.
“Alhamdulillah, begitu vaksin mulai dilakukan terhadap sapi yang terkena penyakit kulit itu, secara berangsur-angsur menunjukkan kondisi pemulihan,” ungkap dia.
Lebih lanjut, dikatakan dia, akibat dari pengalaman ini, pihaknya dalam waktu dekat akan mengundang seluruh kabupaten yang ada di Riau guna membicarakan berbagai kesepakatan agar seluruh hewan sapi yang akan masuk ke Riau harus dijamin kesehatannya terlebih dahulu. Dan begitu sampai di Riau akan langsung divaksin.
“Bukan hanya sapi saja yang masuk ke Riau yang divaksin, tapi juga hewan lainnya seperti kerbau,” imbuhnya.
Ia menerangkan, penyakit ini hanya menyerang sapi dan kerbau akibat diserang nyamuk dan lalat.
“Ada upaya kandang sapi dipasang kelambu. Ini perlu pemahaman untuk peternak sapi dan kerbau untuk mengantisipasi penyakit ini. Sehingga ternak ternak ini terjamin kesehatannya,” jelasnya.
“Perlu pemahaman yang sama dari seluruh pemangku jabatan dalam mengawal dan mengantisipasi agar semua hewan pedaging atau ternak yang akan masuk ke Riau ini harus dijamin kesehatannya terlebih dahulu.
Untuk upaya lebih lanjut, ia mengatakan akan mendatangkan 100.000 dosis vaksin dari Pemerintah Pusat yang nantinya akan digunakan untuk menangkal hewan sapi dan kerbau yang ada di Riau dari penyakit.
“Yang akan divaksin tidak hanya hewan yang sudah terdeteksi virus, melainkan juga yang sehat pun harus turut divaksin,” tegas Herman.
“Apalagi mau memasuki bulan suci Ramadhan, Idul Fitri 1443 H dan Idul Adha 1443 H nantinya maka percepatan penanganan masalah ini harus disegerakan,” pungkasnya.