Rencana Pembangunan Landmark di TWA Lembah Harau

ARASYNEWS.COM, LIMAPULUH KOTA – BKSDA Sumatera Barat berencana akan membangun landmark sign di kawasan wisata Lembah Harau di kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar).

Kabar itu diketahui masyarakat dari postingan di sejumlah akun media sosial Instagram. Salah satunya menyebutkan dan mengunggah foto dengan keterangan “Balai KSDA Sumbar bangun landmark sign lembah harau sepanjang 45 meter”.

“Balai KSDA Provinsi Sumatera Barat, akan melakukan pembangunan sign raksasa setinggi 4 meter (2 tulisan) dengan panjang lebih dari 45 meter di dinding tebing kawasan Lembah Harau, Kabupaten 50 Kota,” tulis caption postingan tersebut.

Atas rencana tersebut, tidak sedikit masyarakat yang memberikan apresiasi. Akan tetapi disisi lain banyak juga yang justru tidak setuju dan bahkan juga menyindir.

Beberapa pengguna media sosial mengatakan pembangunan tersebut malah mengurangi keindahan kawasan Lembah Harau. Dan ada juga yang menyarankan agar tetap alami tanpa adanya sign atau tanda.

Menanggapi hal itu, Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono mengatakan, wacana pembangunan landmark itu sudah diperhitungkan secara matang dan sudah mengantongi izin dari Niniak Mamak hingga Wali Nagari kawasan tersebut.

“Kami sudah lakukan pemilihan posisi yang berada di ruang kosong, jadi tidak ada penebangan. Kedua, bukan merupakan jalur perlintasan satwa, jadi aman. Ketiga, tidak akan menimbulkan kebakaran. Kemudian kontur tanah disitu kuat, jadi tidak akan beresiko, tidak ada tanah yang longsor atau sebagainya. Kemudian tidak menggangu air terjun. Bahan baku yang digunakan juga bahan yang aman. Kemudian tidak di berikan pencahayaan, jadi tidak akan mengganggu aktivitas satwa malam,” kata Ardi dalam keterangan yang dikutip, Sabtu (5/11/2022)

“Persetujuannya sudah lengkap, jika tidak ada persetujuan kami pun tidak mau membuatnya,” kata dia.

Ardi menjelaskan, pembuatan landmark tidak bekerjasama dengan Pemda. Sebab, kawasan Lembah Harau merupakan wewenang dari BKSDA Sumbar.

Menurut Ardi, respon negatif dari masyarakat merupakan hal yang wajar. Sebab, mereka tidak memperhitungkan keuntungan yang akan diperoleh dari pembuatan landmark tersebut.

Ia juga mengatakan bahwa respon masyarakat yang mengkritik adalah hal yang biasa.

Juga, dikatakannya, dengan tujuannya ini nantinya adalah untuk kepentingan bersama dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Jadi ini tujuannya baik, jika dicontohkan, lihat saja kawasan wisata eropa yang ada di Lembah Harau, awalnya kan banyak protes dari masyarakat yang mengatakan kenapa tidak budaya minang, kenapa eropa, tapi ujung-ujungnya banyak juga yang berkunjung,” terangnya.

Ardi menjelaskan proses pembuatan landmark sudah mencapai tahap perancangan dan perhitungan. Ia menargetkan landmark tersebut siap sebelum tahun baru.

“Saat ini sudah dalam tahap perancangan dan perhitungan, kemungkinan di bulan Desember sudah kita kerjakan, mudah-mudahan pas tahun baru sudah bisa dinikmati oleh masyarakat,” pungkas Kepala BKSDA Sumbar. []

You May Also Like