
ARASYNEWS.COM – Berbagai aplikasi media sosial kini banyak dilihat dan digemari mulai dari usia anak-anak, remaja, dan dewasa. Salah satu yang digemari adalah YouTube dan TikTok.
Pengguna memanfaatkan aplikasi ini untuk berbagai tujuan, salah satunya untuk mendapat uang melalui iklan dan banyaknya pengguna lain yang melihat atau viewer.
Disisi lain, video yang diunggah oknum pengguna tidak sedikit yang tidak bertanggungjawab. Unggahan atau konten yang ditampilkan tidak mendidik dan bahkan merusak. Yang penting bagi mereka viewer yang banyak dan dapat uang.
Bila kita perhatikan, konten YouTube atau juga TikTok banyak ditampilkan dengan konten kontroversi dan anti-mainstream, konten menghebohkan atau konyol, konten nge-prank, konten pamer kekayaan seperti mobil dan sepeda mewah, konten unboxing barang mewah, konten pamer adegan-adegan centil dan romantis, konten dengan challenge yang konyol dan bodoh, dan bahkan konten postingan film, dan juga ada yang mengandung pornografi.
Konten-konten ini banyak viewer-nya dan diminati oleh masyarakat Indonesia. Terbukti konten ini viewernya bisa sampai ratusan ribu bahkan jutaan.
Memang manusia itu cenderung mengikuti hawa nafsu sehingga apabila kita mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi, akan menjauhkan kita dari jalan yang lurus.
Terkait hal ini, Allah sudah berfirman yang disampaikan dalam Al-Qur’an
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
Artinya: “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”. (QS. Al-An’am : 116)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy menjelaskan,
فإن أكثرهم قد انحرفوا في أديانهم وأعمالهم، وعلومهم. فأديانهم فاسدة، وأعمالهم تبع لأهوائهم
“Kebanyakannya menyimpang dari agama, dalam amal dan ilmu, agama rusak dan amal mereka diikuti oleh hawa nafsu.” [Lihat Tafsir As-Sa’diy]
Melihat fakta ini tidak jarang para YouTuber dan tiktoker berlomba-lomba membuat konten-konten yang secara umum tidak medidik bahkan merusak.
Sebaliknya, konten-konten yang berisi pendidikan, pengetahuan, dan edukasi sepi peminat. Bahkan ada juga konten ceramah agama yang malahan disindir. Mereka yang menyindir bahkan dari umat beragama Islam. Mereka menyangkut-pautkan dengan politik saat ini.
Konten-konten seperti ini viewer-nya sedikit dan bahkan dijelek-jelekkan.
Ini menjadi tugas kita bersama untuk merubah menjadi lebih baik sesuai dengan jalan menuju keridhoan-Nya. []