ARASYNEWS.COM – Pemerintah melalui presiden RI telah membentuk tim untuk menelusuri hacker Bjorka yang telah mengacak-acak data pribadi sejumlah orang penting di pemerintahan. Selain tim siber Polri, Kominfo, BIN, juga ada BSSN atau Badan Siber dan Sandi Negara.
BSSN ini yang paling kena getahnya atas kebocoran data yang terjadi. Ini karena Menkominfo Johnny G Plate yang langsung menyentil.
Akan tetapi tanggapan Kepala BSSN, Hinsa Siburian tak cukup memuaskan publik.
Hinsa Siburian justru menyebut bahwa kebocoran data yang selama ini terjadi dan salah satunya dibocorkan oleh Bjorka bukan merupakan hal yang harus dikhawatirkan. Ia bahkan meminta masyarakat tetap tenang. Kebocoran data tersebut masih aman karena diklaim tak ada pengaruh pada sistem elektronik.
“Makanya masyarakat itu kita harapkan tenang saja. tidak ada satu sistem elektronik yang diserang sementara ini. Semua data yang ada masih aman,” ujar Hinsa usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin, dikutip dari Democrazy.
Disisi lain, Menkopolhukam Mahfud MD saat menanggapi viralnya Bjorka juga menyebut bahwa data pribadinya yang bocor bukan merupakan data penting.
Meskipun, Bjorka sudah membocorkan nama, alamat, nomor telepon, NIK, alamat, hingga nomor sertifikat vaksin. Tapi dua orang ini masih tetap tenang.
Padahal, terkait data pribadi, yang selama ini terjadi yakni sudah banyak digunakan untuk pinjaman online, skimming, bahkan phising yang seharusnya bisa dicegah melalui UU ITE.
Yang lainnya, dengan bocornya data seseorang bisa juga disalah gunakan untuk lakukan pendaftaran ke situs lainnya yang akan membuat kerugian.
Dengan beragam kasus pelik yang dihadapi masyarakat kecil akibat bocornya nomor identitas dan data pribadi ini, rasanya pernyataan para pejabat yang menyuruh tenang tidaklah wajar.
Sebaliknya, publik akan menagih keseriusan para pemangku tanggung jawab untuk bersikap lebih solutif.
Untuk pernyataan yang disampaikan Kepala BSSN itu, langsung dikritik warganet. Dan bahkan dinilai tidak faham akan teknologi.
Warganet pun langsung bereaksi mencari latar belakang kepala BSSN Hinsa Siburian tersebut. Dan ternyata ia tidak memiliki riwayat karier di dunia teknologi informasi atau juga pendidikannya.
“Lahiran post-war, pensiunan militer, nggak ada background IT, didapuk jadi kepala BSSN, serakah banget jadi manusia padahal yang lebih kompeten banyak. Gimana mau maju negara ini? Yang tua aja serakah gini, bukannya support yang kompeten malah pensiunan militer militer militer,” ungkap warganet.
“Bapak ini pernah belajar HTML nggak ya?” kritik yang lain.
“Malu banget rasanya bayar pajak tapi buat bayar orang yang jawab pertanyannya kaya gini,” imbuh warganet lainnya.
“Nanti dijelaskan nanti dijelaskan. Bilang aja sebetulnya anda ga ngerti susah amat pak,” timpal yang lain.
“Hah? Ditanya apa, jawabnya apa? Si bapak ini punya ilmunya nggak sih?” tambah warganet.
“Pemerintahan sekarang terlihat jelas hanya bagi-bagi kursi dan jabatan untuk yang sudah mendukung, dasar buzzerRp,” sindir yang lainnya.
Melihat biodatanya, Hinsa Siburian memang punya rekam jejak panjang di dunia militer. Gelar lengkapnya adalah Mayjen TNI (Purn) Dr. Djoko Setiadi, M.Si.
Selepas SMA, Hinsa Siburian langsung melanjutkan pendidikan militer di Akabri tahun 1986 dan menjadi lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa.
Sejak Oktober tahun 1986, ia sudah menerima jabatan di dunia militer dari pangkat Letnan Dua hingga jadi Letnan Jenderal sampai tahun 2017. Ia bahkan menjadi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat di tahun 2017.
Setelah 31 tahun berkecimpung di dunia militer, barulah ia masuk ke jabatan sipil dan strategis sebagai Komisaris Freeport Indonesia (2018) lalu diangkat sebagai Kepala BSSN sejak tahun 2019. []