Harga Gas Elpiji Tembus Rp 200 Ribu, Warganet: Terimakasih Pak JKW, Presiden yang Merakyat

ARASYNEWS.COM – Selain naiknya harga BBM non-subsidi, Pertamina diketahui juga resmi menaikkan harga gas elpiji atau LPG (liquified petroleum gas). Kenaikan ini dirasakan masyarakat sejak akhir bulan Februari 2022.

Harga gas elpiji yang naik adalah ukuran 5,5 kg dan 12 kg alias gas elpiji non subsidi. Sedangkan harga gas elpiji 3 kg masih tetap karena mendapat subsidi pemerintah.

Menanggapi hal ini, warganet pengguna sosial media Twitter beramai-ramai mengeluhkan mahalnya harga tabung gas 12 kg yang mencapai Rp200.000.

“Harga Elpiji 12kg di Bintaro Veteran, Jaksel Tembus Rp200.000- hari ini. Makasih weii @jokowi presiden merakyat!!!!!,” kicau salah satu akun, dikutip Kamis (3/3/2022)

Seorang warganet lain mengeluhkan kenaikan beberapa harga barang yang belakangan langka dan susah dicari.

“BBM naik, Elpiji naik, Listrik naik, harga minyak goreng selangit, rakyat makin menderita akibat kebijakan yang mencekik. Bukannya cari solusi untuk mengatasi masalah tersebut , eh malah minta perpanjangan masa jabatan presiden. ANDA SEHAT..??,” tulis pemilik akun.

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga resmi menaikkan harga LPG non-subsidi sebesar Rp15.500 per kilogram (kg). Adapun kenaikan tersebut merupakan kenaikan bertahap yang sudah dilakukan Pertamina sejak akhir Desember 2021.

Kenaikan harga hanya berlaku untuk LPG non-subsidi seperti Bright Gas, sedangkan untuk LPG subsidi 3 kilogram (kg) atau gas melon tidak ada perubahan harga.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya dalam sambutannya pada saat membuka Rapim TNI POLRI juga menyinggung soal kelangkaan energi. Dia bilang, sebelum perang, harga naik karena langka.

Namun, kini harganya kembali naik setelah ada perang antara Ukraina dan Rusia. Sehingga, semua pihak diminta untuk mewaspadai hal ini.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya sebelum perang dibeberapa negara yang terjadi saat ini, harga sejumlah barang mengalami kenaikan dan kelangkaan.

Saat ini harga per barel sudah di atas 100 yang sebelumnya hanya 50-60. Hampir semua barang mengalami kenaikan, seperti BBM, LPG, kedelai, daging, dan lainnya. []

You May Also Like