Gas Beracun Keluar Dari Kawah Gunung Marapi

ARASYNEWS.COM – Satelit mendeteksi kawah gunung Marapi di Sumatera Barat mengeluarkan gas Beracun SO2 atau sulfur dioksida. Catatan ini terdeteksi sebesar 775 ton per hari pada 29 Februari 2024.

Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bertugas memantau gunung berapi di Indonesia melalui kepala PVMBG Hendra Gunawan menyebutkan, gas yang keluar tersebut cenderung menurun secara fluktuatif setelah 29 Desember 2023 lalu.

“Setelah 26 Desember 2023 laju emisi (fluks) gas SO2 Gunung Marapi dari Satelit Sentinel memperlihatkan kecenderungan menurun secara fluktuatif,” kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan melalui keterangan tertulisnya yang dikutip.

Hal tersebut disampaikan Hendra Gunawan terkait evaluasi Gunung Marapi periode 22-29 Februari 2024.

Hendra menegaskan berdasarkan hasil evaluasi, aktivitas gunung api itu masih tergolong tinggi.

Ia menjelaskan apabila pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat, maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar.

Sedangkan potensi ancamannya berupa lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi atau Kawah Verbeek.

“Potensi atau ancaman abu erupsi dapat menyebar lebih luas dan tergantung pada arah maupun kecepatan angin,” kata dia.

Tidak hanya itu, material erupsi yang jatuh dan terendap di bagian puncak maupun lereng Gunung Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. Selain itu, juga terdapat potensi bahaya banjir lahar pada aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi.

“Masih terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti karbon dioksida, karbonmonoksida, sulfur dioksida hingga hidrogen sulfida di area kawah atau puncak Gunung Marapi,” kata dia menegaskan.

PVMBG sampai saat ini masih mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Marapi termasuk pengunjung agar tidak memasuki dan beraktivitas di dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi atau Kawah Verbeek.

Sementara itu, PVMBG juga melaporkan aktivitas Gunung Marapi di Sumatera Barat cenderung meningkat selama seminggu terakhir.

“Dalam satu minggu terakhir intensitas kejadian erupsi/letusan maupun hembusan asap cenderung meningkat,” kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan.

Meskipun aktivitas gunung api meningkat, tinggi kolom asap letusan maupun hembusan maksimum tercatat hanya 600 meter di atas puncak.

Tinggi kolom asap itu masih lebih rendah bila dibandingkan saat erupsi pertama pada 3 Desember 2023 yang mencapai 3.000 meter di atas puncak.

Dalam laporan itu, PVMBG mencatat gempa erupsi/letusan masih fluktuatif dengan jumlah kejadian antara satu hingga tujuh kali per hari dengan kecenderungan meningkat.

Kemudian, selama seminggu terakhir gempa hembusan juga cenderung meningkat antara 41 hingga 79 kali per hari.

Adapun gempa-gempa kecil yang dirasakan berkaitan dengan dorongan/tekanan magma dari kedalaman seperti gempa low frequency, vulkanik dangkal, dan vulkanik dalam masih terekam secara intensif selama seminggu terakhir.

Ia menjelaskan aktivitas gempa Gunung Marapi didominasi oleh gempa hembusan. Rinciannya 20 kali gempa erupsi/letusan, 462 kali gempa hembusan, lima kali gempa tornillo, 25 kali gempa low frequency, tujuh kali gempa hybrid/fase banyak, 15 kali gempa vulkanik dangkal, 26 kali gempa vulkanik dalam, 13 kali gempa tektonik lokal, 16 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5 hingga tiga milimeter (dominan 1 milimeter).

Untuk diketahui, pada hari ini, Rabu, 6 Maret 2024 pagi, abu vulkanik masih keluar dari kawah dan terpantau dari berbagai daerah mengarah ke barat laut. []

You May Also Like