ARASYNEWS.COM – Surat Hud ayat 44 dalam Al-Qur’an menyebut tentang menurunkan dan memberhentikan hujan. Hujan ini merupakan rahmat kuasa Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tiada keraguan di dalamnya.
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Arab-latin: Wa qīla yā arḍubla’ī māaki wa yā samā
u aqli’ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat ‘alal-jụdiyyi wa qīla bu’dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn
Artinya: Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim.”
Ayat ini turun sebagaimana dikisahkan tentang Nabi Nuh AS dan akhirnya selamat, sedangkan golongan kafir pada saat itu tewas tenggelam.
Hujan ini atas kuasa Allah dapat datang kapan saja dan bahkan juga bisa menimbulkan musibah banjir. Dan ini bagi orang-orang beriman, merupakan ujian yang diberikan.
Di zaman Rasulullah, pernah datang hujan lebat yang menyebabkan banjir. Umat yang putus asa karena air mengakibatkan stok makanan busuk dan akses jalan terputus, akhirnya datang pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pada sat itu, umat Islam dianjurkan untuk berdoa kepada Allah untuk memohon agar hujan tidak merusak. Dalam sebuah hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah mengajarkan bacaan ini:
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَ
Arab-latin: Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allahumma ‘alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.
Artinya: Ya Allah, turunkan lah hujan di sekitar kami, bukan yang untuk merusak kami. Ya Allah, turukan lah hujan ke dataran tinggi, sebagian anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.
Selain memanjatkan doa agar hujan berhenti dan cuaca cerah. Umat Islam juga dapat membaca doa ini agar terhindar dari segala marabahaya. Seperti yang diriwayatkan dalam hadits Abu Daud dan juga Tirmidzi dari Utsman bin Affan ra:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Arab-latin: Bismillahilladzi la yadhurru ma’asmihi syaiun fillardhi wala fissamai wahuwassami’ul ‘alim.
Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang dengan sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudharat), dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Selain itu, ketika hujan tiba alangkah lebih baiknya lebih dulu membaca doa hujan sebagai wujud rasa syukur atas rezeki dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Berikut ini doa saat hujan turun:
”Allahumma shoyyiban nafi’an”
Artinya: Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. (HR. Bukhari no. 1032).
Itulah bacaan doa agar hujan berhenti dan artinya. Semoga Allah selalu menjauhkan kita semua dari bencana dan musibah.
[]