BI Prediksi Inflasi Tahun 2022 Bisa Tembus 4,6 Persen Karena Kenaikan Harga Akibat Pemerintah Kurangi Subsidi Barang dan Energi

ARASYNEWS.COM – Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Indonesia akan mengalami kenaikan dan tembus 4,6 persen sampai dengan akhir tahun ini.

Kenaikan inflasi dipicu oleh kenaikan harga pangan dan energi akibat situasi global dan gangguan rantai pasok yang dikarenakan pemerintah mencabut subsidi sejumlah barang dan energi.

“Sumber kenaikan inflasi dari Indeks Harga Konsumen (IHK) terutama disebabkan oleh inflasi harga pangan, terutama dampak global. Selain itu, kenaikan juga berasal dari naiknya harga energi yang tidak disubsidi oleh pemerintah,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam video conference Kamis, 21 Juli 2022 malam.

“Dengan perkembangan harga komoditas dunia yang terus naik, di sinilah kami perkirakan inflasi akhir tahun ini bisa lebih tinggi dari 4,2 persen, bisa mencapai 4,5 atau 4,6 persen,” terangnya.

Inflasi meningkat dikatakannya, karena tingginya tekanan sisi penawaran seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia dan gangguan pasokan. Bahkan IHK pada Juni 2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,61 persen (mtm) dan sebesar 4,35 persen secara tahunan (yoy).

Sementara itu, BI memperkirakan inflasi inti masih dapat terjaga di dalam batas sasaran dua sampai empat persen. Inflasi inti sebelumnya tetap terjaga sebesar 2,63 persen (yoy) didukung oleh konsistensi kebijakan BI dalam menjaga ekspektasi inflasi.

Di sisi lain, inflasi kelompok volatile food meningkat, terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan akibat cuaca. Inflasi kelompok administered prices juga masih tercatat tinggi dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara dan energi.

“Ke depan, tekanan inflasi IHK diperkirakan meningkat, didorong oleh kenaikan harga energi dan pangan global. Inflasi IHK pada 2022 diperkirakan lebih tinggi dari batas atas sasaran, dan kembali ke dalam sasaran tiga plus minus satu persen pada 2023,” pungkas dia. []

You May Also Like