
ARASYNEWS.COM, WASHINGTON – Amerika Serikat melalui Presiden Joe Biden mengatakan mengetahui laporan taktik tekanan Beijing terhadap negara-negara penerima bantuan dari China. Ia juga mengutuk keras taktik China tersebut untuk menekan negara-negara di seluruh Dunia yang menerima bantuan vaksin Covid-19.
“Kami mengutuk laporan RRT yang menggunakan vaksin sebagai alat pemaksaan di seluruh dunia, termasuk di Ukraina,” kata presiden Joe Biden melalui juru bicara Departemen Luar Negeri AS, dilansir dari AFP Sabtu (31/7/2021).
“Vaksin penyelamat nyawa tidak boleh digunakan sebagai alat tekanan politik,” katanya.
“Kami mengutuk keras segala upaya untuk mengikat penyediaan vaksin dengan kondisi atau bantuan politik atau ekonomi,” tambahnya.
“Sebaliknya, Amerika Serikat bangga baru saja mengirimkan 2 juta dosis Moderna vaksin ke Ukraina, tanpa pamrih,” tambah juru bicara itu.
Evelyn Farkas, yang merupakan wakil asisten menteri pertahanan AS untuk Rusia, Ukraina dan Eurasia dari 2012 hingga 2015, mengatakan Ukraina tidak naif tentang China. Meskipun ada ketidakpuasan dengan Washington atas pipa gas Nord Stream 2 Rusia
“Saya tidak berpikir mereka ingin meningkatkan ketegangan apapun yang ada di tingkat resmi saat ini. Itu tidak masuk akal bagi Ukraina.” kata dia.
“Dalam jangka panjang, dalam jangka menengah dan jangka pendek, mereka tahu bahwa kepentingan mereka terletak pada Amerika Serikat,” ujar Farkas.
Oleg Nikolenko, juru bicara kementerian luar negeri Ukraina, mengatakan Ukraina tetap berkomitmen untuk masa depan trans-Atlantik.
Dia menambahkan, itu tidak berarti akan secara artifisial menahan kemajuan dalam hubungan bilateral dengan negara atau wilayah tertentu.
“Kepentingan nasional Ukraina akan selalu menjadi prioritas utama kami, di mana pun negara yang kami minati berada,” tegas Nikolenko. []