Ziarah Kubur ke Makam Orang Tua Menurut Hadits

ARASYNEWS.COM

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh.” (HR Muslim)

Tentang ziarah ke makam orang tua, diriwayatkan dari sabda Rasulullah dalam sejumlah keterangan haditsnya.

Dari hadits riwayat (HR) Muslim, menjelaskan, saat mendatangi makam orang tuanya, anak yang sholeh dan berbakti biasanya akan mendoakan kebaikan bagi orang tuanya yang telah meninggal. Bacaan doa yang kemudian dapat menjadi amal jariyah yang tidak akan terputus untuk orang tuanya.

Tidak hanya membaca doa, ada sejumlah tata cara ziarah kubur lainnya yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah. Berikut tata cara selengkapnya yang dilansir dari

Tata Cara Ziarah Kubur ke Makam Orang Tua

  1. Berwudhu
    Sebelum pergi untuk ziarah baiknya kita berwudhu untuk menyempurnakan dan mensucikan niat dalam menjalankan ziarah kubur.
  2. Mengucapkan Salam pada Ahli Kubur
    Saat akan masuki tempat pemakaman, para peziarah disunnahkan mengucap salam kepada ahli kubur.

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Bacaan latin: Assalamualaikum daara qaumin mu’minin wa atakum ma tu’adun ghadan mu’ajjalun wa inna insya Allah bikum lahiqun

Artinya: “Assalamualaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.”

  1. Membaca Istighfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Bacaan latin: “Astaghfirullah hal adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi.”

Artinya: “Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepadaNya.”

  1. Membaca Doa dan Surat Pendek
    Tata cara ziarah kubur selanjutnya bagi peziarah adalah mendoakan sang ahli kubur. Menurut keterangan hadits, Rasulullah pernah menziarahi kuburan sahabatnya dan memohon ampunan untuk mereka.

Dibolehkan untuk mengangkat tangan ketika berdoa dan disarankan untuk menghadap kiblat. Kemudian diiringi dengan membaca surat pendek seperti, surat Al Fatihah, surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas.

Dengan membaca surat pendek, orang yang hadir atau peziarah diharapkan mendapat pahala. Sementara bagi almarhum atau almarhumah diharapkan akan mendapat rahmat dan tempat yang lapang di alam kubur.

  1. Tidak Duduk dan Berjalan di Atas Kuburan
    Saat melakukan ziarah kubur, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang peziarah untuk menduduki atau menginjak pusara kuburan. Dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim, beliau bersabda:

لأنْ يَجْلِسَ أحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ، فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ

Artinya: “Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur.” (HR Muslim).

Sementara itu, masih diperbolehkan bila berjalan di samping atau di antara pusara-pusara.

  1. Menyiram Air di Atas Kuburan
    Kegiatan menyiram air di atas pusara kuburan saat berziarah diperbolehkan. Berdasarkan salah satu hadits yang berbunyi:

أن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) رش على قبر ابراهيم ابنه ووضع عليه حصباء

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW menyiram (air) di atas kubur Ibrahim, anaknya, dan meletakkan kerikil di atasnya.” (HR Abu Daud).

Amalan ziarah kubur sendiri memiliki keutamaan bagi sang ahli kubur. Menurut Rasulullah SAW dalam hadits yang dikisahkan Aisyah RA, ahli kubur yang diziarahi akan merasa senang bila kerabatnya duduk hingga kerabatnya meninggalkan kuburan.

  1. Boleh Menangis Selama Tidak Berlebihan
    Menangis saat melakukan ziarah kubur disebutkan juga diperbolehkan karena Rasulullah pun pernah menangis ketika melakukan ziarah kubur ibunya. Namun, hendaknya tidak berlebihan hingga meratap, meraung-raung, atau menangis hingga merobek baju sendiri
  2. Tidak Memakai Sandal di Kuburan
    Hadist dari HR Abu Daud menyebutkan, saat berziarah disunnahkan untuk tidak memakai alas kaki saat berjalan di atas kuburan. Hal ini bertujuan untuk menghormati penghuni kuburan.

يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ، أَلْقِ سِبْتِيَّتَكَ! فَنَظَرَ الرَّجُلُ فَلَمَّا عَرَفَ رَسُوْلَ اللهِ، خَلَعَهُمَا فَرَمَى بِهِمَا

Artinya: “Wahai orang yang memakai sandal, celaka engkau, lepaslah sandalmu! Lalu orang itu melihat dan tatkala dia mengetahui (bahwa yang menegurnya adalah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka dia melepas dan melempar sandalnya,” (HR Abu Daud).

Pengecualian untuk tanah kuburan yang bersifat panas, basah, dan sebagainya. Ada ketentuan keringanan untuk memakai sandal.

Itulah tata cara ziarah kubur sesuai tuntunan Rasulullah dalam haditsnya perlu diperhatikan umat muslim. Hal ini agar kegiatan mengunjungi makamnya tidak hanya menjadi amalan yang sia-sia. []

You May Also Like