
ARASYNEWS.COM – Dewa dewi pada zaman Nabi Muhammad ﷺ pernah ada, dan itu diyakini kaum Quraisy dan orang-orang kafir.
Dewa dewi ini dibentuk sedemikian rupa menjadi patung yang dikenal dengan berhala. Mereka menyembah itu sudah sejak lama dan bahkan sejak zaman sebelum nabi Muhammad yakni pada masa nabi-nabi sebelumnya.
Disebutkan bahwa berhala pada zaman jahiliyah ini adalah dewa dewi arab kuno. Berhala itu disembah karena diyakini memberikan rezekinya hingga musibah.
Apa sih sebenarnya berhala itu? Dikutip dari detik, menuliskan bahwa seorang arkeolog menjelaskan bahwasanya kebiasaan orang arab pada zaman dahulu yang menyembah berhala ini menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk diluruskan.
Orang-orang di zaman itu sebelum mengenal dan masuk Islam menganut politeisme seperti bangsa Yunani, India, dan Arab kuno.
Disebutkan ada 3 berhala utama orang Arab pra Islam yaitu tiga dewi Latta, Uzza dan Manat yang dianggap anak Tuhan, ditambah lagi satu dewa Hubal.
Berhala ini disebutkan dalam Al-Qur’an, diantaranya yakni:
يَوۡمَ يَخۡرُجُوۡنَ مِنَ الۡاَجۡدَاثِ سِرَاعًا كَاَنَّهُمۡ اِلٰى نُصُبٍ يُّوۡفِضُوۡنَۙ
Artinya: “(yaitu) pada hari ketika mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),” (QS. Al-Ma’arij: 43)
ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ حُرُمٰتِ اللّٰهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ عِنْدَ رَبِّهٖۗ وَاُحِلَّتْ لَكُمُ الْاَنْعَامُ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْاَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوْا قَوْلَ الزُّوْرِۙ ٣٠
Artinya: “Demikianlah (petunjuk dan perintah Allah). Siapa yang mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah (ḥurumāt) lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Semua hewan ternak telah dihalalkan bagi kamu, kecuali yang diterangkan kepadamu (keharamannya). Maka, jauhilah (penyembahan) berhala-berhala yang najis itu dan jauhi (pula) perkataan dusta.” (QS. Al-Hajj: 30)
وَتَاللّٰهِ لَاَكِيْدَنَّ اَصْنَامَكُمْ بَعْدَ اَنْ تُوَلُّوْا مُدْبِرِيْنَ ٥٧
Artinya: “(Nabi Ibrahim berkata dalam hatinya,) Demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.” (QS. Al-Anbiya’: 57)
وَجَٰوَزْنَا بِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱلْبَحْرَ فَأَتَوْا۟ عَلَىٰ قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَىٰٓ أَصْنَامٍ لَّهُمْ ۚ قَالُوا۟ يَٰمُوسَى ٱجْعَل لَّنَآ إِلَٰهًا كَمَا لَهُمْ ءَالِهَةٌ ۚ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ
Artinya: “Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa Tuhan (berhala). Musa menjawab: Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan).” (QS. Al-A’raf: 138)
وَاِذۡ قَالَ اِبۡرٰهِيۡمُ لِاَبِيۡهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصۡنَامًا اٰلِهَةً ۚ اِنِّىۡۤ اَرٰٮكَ وَقَوۡمَكَ فِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-An’am: 74)
اِنَّ الَّذِيۡنَ تَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ عِبَادٌ اَمۡثَالُـكُمۡ فَادۡعُوۡهُمۡ فَلۡيَسۡتَجِيۡبُوۡا لَـكُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ صٰدِقِيۡنَ
Artinya: “Sesungguhnya mereka (berhala-berhala) yang kamu seru selain Allah adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka, serulah mereka lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu jika kamu orang yang benar.” (QS. Al-A’raf: 194)
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٩٠
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” (QS. Al-Ma’idah. 90)
وَقَالَ اِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًاۙ مَّوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ ثُمَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَّيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۖوَّمَأْوٰىكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَۖ ٢٥
Artinya: “Dia (Ibrahim) berkata, Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah berupa berhala-berhala hanyalah untuk menciptakan hubungan harmonis di antara kamu dalam kehidupan dunia. Kemudian, pada hari Kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari dan saling mengutuk. Tempat kembalimu adalah neraka dan sama sekali tidak ada penolong bagimu.” (QS. Al-‘Ankabut: 25)
Dalam Al-Qur’an, nama Latta, Uzza, Manat itu ada di periodenya Nabi Muhammad. Dan pada saat itu sudah mulai disembah 3 nama dewi itu.
Dikutip dari keterangan ilmuan, Manat adalah dewi nasib yang dianggap tertua. Uzza adalah dewi perang alias Dewi Venus untuk Bangsa Romawi. Sedangkan Latta adalah dewi bersama antara bangsa Arab dan Nabatea.
Latta atau Allat adalah kata yang umum untuk menyebut Tuhan pada masa Jahiliyah di Arab.
Dan maka dari itulah Nabi Muhammad ﷺ berdakwah mengenai keesaan Allah, Tuhan itu cuma satu yaitu Allah SWT.
Keesaan Allah SWT dalam dakwah yang disampaikan Nabi Muhammad ﷺ yakni memperkenalkan Allah dan jangan menyekutukan Allah. Tidak ada anak dari Allah.
Selain itu, pada zaman jahiliyah di Arab oleh kaum Quraisy, ada pula dewa Hubal yang disembah. Dewa ini merupakan warisan kebudayaan Babilonia di daerah Syam.
Pada zaman itu, Hubal ini dibawa ke Makkah dan diletakkan di Kakbah. Kemudian total keseluruhan ada sebanyak 360 patung yang diletakkan di Kakbah. Dan patung-patung ini yang akhirnya dibersihkan Nabi Muhammad ﷺ.
Mereka juga percaya bahwa Allah bukan satu-satunya dewa. Mereka percaya bahwa Allah adalah pencipta dunia dan pemberi hujan. Orang Mekkah juga percaya bahwa Allah memiliki putra dan putri, dan mengaitkan Allah dengan jin dan malaikat.
Dalam beberapa kebudayaan, dewa dewi ini disebutkan juga ada yang merupakan tokoh manusia yang dihormati dan dianggap berjasa dalam sebuah bangsa. Tokoh tersebut meninggal dan dibuatkan patung sebagai bentuk penghormatan. Kemudian di generasi berikutnya dilakukan penghormatan. Dan maka jadilah patung itu menjadi berhala.
Dalam Islam, Allah adalah pencipta dan pemilik alam semesta, yang hidup abadi. Allah tidak setara dengan dewa dewi yang disembah dalam agama lain.
Nabi Muhammad ﷺ diutus Allah untuk menghancurkan patung-patung berhala itu dan berdakwah mengajak kaum Quraisy dan orang-orang kafir untuk kembali ke jalan Allah.
Wallahu alam bi sawab
[]