Mengenal Sejarah Hadirnya Gunung Marapi di Sumatera Barat dan Erupsi Besar yang Pernah Terjadi

ARASYNEWS.COM – Gunung Marapi merupakan satu dari beberapa gunung aktif di Sumatera Barat. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di pulau Sumatera.

Gunung ini terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.

Gunung ini diapit tiga kota, yakni Padang Panjang, Bukittinggi, Batusangkar. Memiliki ketinggian 2.891,3 mdpl, dan tercatat sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18.

Menurut legenda/tambo, gunung ini adalah situs yang pertama kali dihuni oleh orang Minangkabau setelah kapal mereka mendarat di gunung ketika ukurannya sebesar telur dan kawasan itu dahulunya dikelilingi oleh air.

Menurut cerita-cerita terdahulu, nenek moyang masyarakat Minangkabau berasal dari lereng gunung ini. Ditandai dengan adanya daerah yang tua yang dikenal dengan nama Nagari Pariangan yang berada di daerah Tanah Datar.

Nagari ini menjadi cikal bakal sistem kanagarian di Sumatera Barat. (Perlu diketahui desa-desa di provinsi ini disebut dengan nagari. Nagari sendiri adalah bahasa Minang dari negeri).

Diceritakan dahulunya, konon, pernah terjadi banjir besar di Sumatera Barat, dan masyarakatnya menyelamatkan diri ke gunung ini. Setelah banjir tersebut surut, mereka pun turun dan menempati tiga lokasi berbeda hingga berkembang sampai saat ini. Lokasi tersebut adalah Luhak nan Tigo (Luhak nan Tuo, Luhak nan Tangah, dan Luhak nan Bungsu).

Berdasarkan cerita rakyat ini pula, Marapi dijadikan masyarakat Sumatera Barat sebagai salah satu simbol budayanya.

Selian itu di kawasan gunung ini juga ada temuan sejumlah besar batu perkuburan tegak (menhir) di wilayah yang berorientasi ke arah gunung, yang menunjukkan makna budayanya. Dan batu menhir itu masih tegak berdiri hingga kini. Dan kini batu itu dicatat sebagai cagar budaya oleh BPCB Tanah Datar.

Catatan letusan atau erupsi

Gunung Marapi ini pernah erupsi beberapa kali. Dan pada saat itu abu vulkanik yang dikeluarkan dari dua kawah di puncaknya cukup besar dan tinggi.

  • Pada tanggal 8 September 1830 dilaporkan Gunung Marapi mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh.
  • Pada tanggal 30 April 1979, menurut laporan pers disebutkan 60 orang tewas akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor. Letusan tersebut dikatakan juga mengeluarkan batu dan lumpur yang menyebabkan kerusakan sedikitnya pada lima daerah kawasan pemukiman penduduk setempat.
  • Memasuki akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktivitasnya melalui letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam. Pernah diakhir tahun 2011 semburan abu terbawa angin berkilo-kilo jaraknya hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman.
  • Tanggal 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus pada pukul 16.15 WIB, melepaskan material pasir, tefra, dan abu vulkanik ke wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Agam. Status gunung ditetapkan Siaga (level 2) dan radius 3 km dari pusat kawah harus dikosongkan. Tidak ada evakuasi pada letusan ini.
  • Tanggal 7 Januari 2023,Gunung Marapi di Sumbar Sumatera Barat mengalami erupsi pada pukul 6.11 WIB. Saat Merapi Sumbar erupsi, diketahui ada sejumlah pendaki yang masih berkemah. Padahal sebelumnya, para pendaki telah diimbau agar tidak mencapi puncak gunung Marapi Sumbar Erupsi 127 Kali, Warga Diminta Tak Mendekat

You May Also Like