Kisah Warga Dusun Bunut yang Bertahan di Tengah Sirkuit Mandalika

ARASYNEWS.COM, LOMBOK – Tidak jauh dari tikungan 5, 6, 7, dan 8 sirkuit Mandalika, Sandubaya, Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat terdapat beberapa KK. Ternyata kisah yang mereka alami ini mungkin belum diketahui banyak masyarakat di tengah gelaran WSBK 2021 ini.

Dusun Bunut ini adalah salah satu dusun terdampak pembangunan sirkuit yang jadi tuan rumah WorldSBK Indonesia 2021 ini. Sejumlah warga masih menempati rumahnya di sana.

Dikutip dari gridotoid, salah satu warga Dusun Bunut yang bernama Rame mengaku kalau keluarganya terganggu dengan raungan motor para pembalap saat gelaran balap kemarin ini.

“Kalau terganggu ya pasti. Tapi mau bagaimana lagi,” cerita Rame yang masih bertahan di area tengah sirkuit.

Dikatakannya, mereka masih bertahan lantaran tanah mereka belum dibeli, para warga memilih bertahan di dalam venue saat WorldSBK Indonesia 2021 digelar.

Selain itu, hewan ternak seperti sapi milik warga yang mayoritas adalah nelayan juga ‘terpenjara’ di area tengah sirkuit.

Namun pihak Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola Sirkuit Mandalika mewanti-wanti agar sapi diikat selama event berlangsung.

“Sapi di sini semuanya terikat. Banyak juga yang sudah dimasukan ke kandang karena panitia sudah mewanti-wantinya,” kata Rame.

Di samping itu, agar memiliki akses keluar dan masuk area sirkuit, warga Dusun Bunut harus memakai gelang ‘sakti’ atau gelang pengenal. Tanpa gelang tersebut, jangan harap mereka bisa melewati penjagaan ketat sirkuit Mandalika selama WorldSBK Indonesia berlangsung kemarin ini.

Meski begitu, sejatinya warga setempat sudah bersedia meninggalkan rumahnya di Dusun Bunut dan pindah ke daerah lain.

Soal uang ganti rugi pembayaran tanah, ITDC dan warga juga sudah sepakat di angka Rp 75 juta per are (100 meter persegi).

Suprayadi (warga Dusun Bunut lainnya) menjelaskan, rata-rata warga setempat memiliki lebih dari 20 are untuk satu keluarga besar (lebih dari satu KK).

“Harga tanah sudah disetujui Rp75 juta per are. Tapi ini ada bangunan, dan mereka belum kasih harga untuk bangunannya,” ungkap Suprayadi.

Sebelumnya, pembebasan lahan juga sempat menghambat pengerjaan drainase yang tidak jauh dari tikungan 13 di sirkuit Mandalika. Alhasil pengerjaan drainase di sisi kanan track line sempat terputus dan harus menunggu beberapa rumah warga dibongkar. Permasalahan tersebut pun berhasil diatasi dan para warga yang sempat bertahan bersedia direlokasi. []

You May Also Like