Ini Reaksi MUI dan Warganet Kepada Camat Payakumbuh Timur yang Cantik

ARASYNEWS.COM – Fenomena Citayam Fashion Week yang melanda salah satu daerah di Ibukota Jakarta beberapa waktu lalu memang membuat beberapa daerah lain ikut melakukan hal yang serupa

Bahkan beberapa pejabat dan artis ikut-ikutan turun meramaikan fenomena tersebut, baik di Dukuh Atas secara langsung atau daerah masing-masing.

Salah satunya pemilik akun TikTok @dewi.centong yang merupakan Camat Payakumbuh Timur, Sumatera Barat, yang bernama asli Dewi Novita.

Namun miris, niatnya mengadaptasi Citayam Fashion Week di daerahnya malah berujung pencopotan dari jabatan.

Kisah ini diakuinya sendiri lewat unggahannya di TikTok, yang diunggahnya pada Juli lalu dan terus viral di media sosial.

Dewi mengaku hanya berniat membuat konten, tanpa maksud melanggar norma-norma agama atau adat istiadat setempat.

“(Hingga) kemudian dikomenlah oleh salah satu lembaga MUI Kota Payakumbuh,” dikutip dari unggahannya.

Lewat caption-nya, terungkap Dewi melakukan aksi berjalan di zebra cross berlenggak-lenggok itu di Simpang Benteng, di kota Payakumbuh.

Ia mengaku terinspirasi dari aksi Wali Kota Pariaman, Genius Umar, beserta istri yang pernah menjajal Citayam Fashion Week sambil mengenakan sulaman khas kota setempat.

“Dari sinilah terinspirasi buat ala-ala itu yang lagi viral, namun bukan di Jakarta sana, cukup di Simpang Benteng aja, yang mana Simpang Benteng juga salah satu tempat bersejarah di Kota Payakumbuh dengan menampilkan Tenun Balai Panjang,” jelas Dewi di caption unggahannya.

Konten ini yang kemudian mendapat kecaman dari MUI Payakumbuh. MUI Payakumbuh menilai konten tersebut tidak sesuai dengan norma agama dan adat istiadat yang berlaku.

“Jangan latah mengikuti apa yang sedang tren/viral, karena ibu adalah pejabat publik yang akan menjadi contoh/tauladan bagi masyarakat,” tutur MUI Payakumbuh mengusulkan.

MUI Payakumbuh juga menyoroti gaya berpakaian Dewi meski yang bersangkutan telah mengenakan jilbab. “Apalagi model fashion yang Ibu ikuti tersebut adalah tabarruj orang-orang jahiliyah yang dikecam dalam Syari’at (QS al-Ahzab: 33),” sambungnya.

“Jika ibu bermaksud untuk mempromosikan Tenun Balai Panjang, maka tidaklah dengan cara ‘murahan’ ala anak-anak Citayam itu pakaian Bundo Kanduang di Ranah Minang ini dipromosikan,” kata MUI Payakumbuh melanjutkan.

Komentar pedas inilah yang menjadi awal mula sebelum Dewi dilaporkan ke Wali Kota Payakumbuh dan berujung dicopot dari jabatannya. Karena itulah, lewat akun TikTok-nya, Dewi balik menyindir MUI Payakumbuh yang dinilai telah menghancurkan kariernya.

Unggahan Dewi ini tentu menjadi sorotan banyak pihak. Pro dan kontra tidak bisa dihindari, meski beberapa warganet menyayangkan Dewi yang membuat konten catwalk dengan mengenakan seragam kerja.

“Tidak ada fashion week saja sudah lambat urusannya apalagi kalau ada fashion week ala CFW,” kritik warganet.

“Mungkin karena pake seragam kerja,” sambung warganet yang lain.

“Alhamdulillah kerja ya jangan bnyak neko neko,” kata warganet.

“Kesalahannya bikin konten kaya gitu pake seragam. Pengen eksis malah jadi kehilangan jabatan,” jelas warganet lain.

“Yaa bukan hanya seragamnya sih menurutku,, tapi disana kental banget islamnyaa… Dan dia sebagai orang ternama disana, malah pake pakaian yang ketat n belahan rok nya sampai memperlihatkan betis.. kan beliau pake hijab… Entar orang-orang pada ngikut dia… Mencontohi hal yang tidak baik….” timpal yang lainnya.

[]

You May Also Like