ARASYNEWS.COM – Janji adalah sesuatu yang harus dijaga, selama janji tersebut tidak bertujuan untuk yang dilarang Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dalam Islam, janji yang terucap setiap umat Muslim akan dimintai pertanggungjawaban nantinya di akhirat kelak. Dan itu sebagaimana yang di-firman-kan Allah dalam kitab suci Al-Qur’an:
إِنَّ ٱلْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔولًا
“Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya”. (QS. Al Isra’ 34).
Selain itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga menekankan untuk setiap yang berucap agar segera menempati janji yang sudah diikrarkan. Allah berfirman dalam surah An Nahl
وَأَوْفُوا۟ بِعَهْدِ ٱللَّهِ إِذَا عَٰهَدتُّمْ وَلَا تَنقُضُوا۟ ٱلْأَيْمَٰنَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ ٱللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”. (QS. An Nahl 91).
وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّتِى نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَٰثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَٰنَكُمْ دَخَلًۢا بَيْنَكُمْ أَن تَكُونَ أُمَّةٌ هِىَ أَرْبَىٰ مِنْ أُمَّةٍ ۚ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ ٱللَّهُ بِهِۦ ۚ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ مَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu”. (QS. AN Nahl 92).
Memenuhi janji itu adalah tanda berimannya seseorang. Memenuhi janji itu wajib dan mengingkarinya adalah dosa besar dan pelakunya dianggap sebagai munafiq dan tidak boleh dipercayai.
Tabiat suka mengingkari janji adalah bukti seseorang itu tidak beriman sekalipun berketerampilan orang salih seperti berjanggut dan memakai jubah dan serban apatah lagi kalau yg mengingkari janji itu dengan keterampilan orang fasiq.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ , وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ , وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berbicara ia dusta, apabila janji ia salahi, apabila diberi amanah ia khianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Setiap orang yang berucap janji kepada orang lain, dan apabila diingkari maka tentu membuat orang lain tidak percaya.
Memang ingkar janji itu penuh dengan madharat, banyak sisi negatif yang akan timbul akibat ingkar janji ini. Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengutuk keras dan melaknat serta menimpakan bencana terhadap orang yang ingkar janji, baik itu berjanji kepada Allah maupun berjanji terhadap saesama manusia.
Dari Ali bin Abi Thalib RA, berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ أَخْفَرَ مُسْلِمًا ، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ، لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلا عَدْلٌ ( رواه البخاري، رقم 1870 و مسلم، رقم 1370)
“Barangsiapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikianlah pembahasan berikut. Semoga kita selalu bisa menepati janji, dan mengingatkan kepada umat Muslim lainnya yang pernah berucap janji, agar selamat dunia dan akhirat. []