ARASYNEWS.COM – India telah melarang ekspor gandum sejak akhir pekan lalu. Dampak ini akan membuat harga gandum dunia naik dan juga mengakibatkan ongkos produksi ikut naik.
Akibatnya, harga makanan yang berbahan gandum seperti mi instan pun terancam mengalami kenaikan harga lagi.
“Yang pastinya karena berkurangnya suplai akibat larangan tersebut, ini akan meningkatkan harga di tingkat internasional, dan di dalam negeri bakal ada peningkatan impor. Akan meningkatkan input bagi industri yang berbahan baku gandum, mulai dari mi instan, roti,” kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, Rabu (18/5/2022), dikutip dari CNBC.
Sebelumnya, harga mi instan sebenarnya terpantau sudah mengalami kenaikan harga, begitu juga produk pangan berbasis gandum lainnya seperti roti.
Meski, tidak ada pernyataan resmi produsen untuk menaikkan harga, terutama saat pasokan gandum dunia menipis akibat gangguan panen di negara pemasok dunia dan perang Rusia-Ukraina.
Yang memicu lonjakan harga gandum internasional, disertai kenaikan harga terigu secara bertahap di dalam negeri.
Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga terigu per 13 Mei 2022 naik jadi Rp11.500 per kg. Ini adalah rata-rata nasional harga terigu. Harga ini telah melonjak 8,49% dibandingkan 14 Januari 2022 yang masih tercatat di angka Rp10.600 per kg.
Kenaikan harga gandum dunia sudah terlihat. Kontrak berjangka yang diperdagangkan di Chicago naik 5,9% menjadi USD 12,47 per gantang atau mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Harga gandum telah meningkat lebih dari 60% tahun ini.
Meski India bukan pemain utama gandum dunia, tapi peran India meningkat usai invasi Rusia ke Ukraina. Selama ini Ukraina menjadi salah satu pengekspor terbesar gandum, namun perang membuat India mulai masuk mengambil bahan-bahan ini yang terlempar ke pasar. []