Dulu Banyak Tumbuh dan Jadi Nama Pulau Sumatera, Kini Pohon ini Hanya Ditemukan di Beberapa Tempat

ARASYNEWS.COM – Nama Pulau Sumatera dahulunya dikenal dengan Andalas. Nama ini diambil dari nama pohon yang banyak tumbuh dulunya di pulau Sumatera saat ini.

Mungkin kata Andalas sudah cukup dikenal masyarakat Indonesia, karena nama ini menjadi nama lain untuk pulau Sumatera. Akan tetapi, seiring waktu, dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melestarikan dan membudidaya pohon, pohon ini kini sulit ditemukan di pulau Sumatera.

Pohon Andalas dulunya banyak tumbuh di lembah Gunung Marapi dan Gunung Sago, Batusangkar, di kaki Gunung Talang, di sekitar Maninjau, Sungai Puar dan Batangbarus. Semua daerah tersebut berada di Sumatera Barat.

Andalas juga tersebar di beberapa tempat seperti kaki pegunungan Himalaya, Malaysia, Filipina dan Papua Nugini. Di Sumatera Barat, tanaman ini tergolong banyak, sehingga sering digunakan untuk lantai, dinding, dan kolom di dalam rumah.

Pohon Andalas merupakan maskot Provinsi Sumatera Barat, statusnya ditetapkan sebagai flora identitas Sumatera Barat.

Meski baru ditetapkan sebagai flora khas Sumatera Barat, namun pohon ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan kultur Minangkabau tidak lepas dari pemanfaatan dari kayu ini dalam kehidupan masyarakatnya sejak zaman dahulu.

Dikutip dari Majalah Trubus edisi Januari 2022, Pohon Andalas menjadi maskot flora endemik Sumatera Barat karena dahulunya pohon ini banyak tumbuh di kawasan Sumatera Barat serta banyak dari pohon ini ditebang dan dipakai untuk pembangunan rumah gadang dan pembuatan furniture dikarenakan kayunya yang kuat dan tahan dari serangan rayap.

Pohon Andalas dapat mencapai ketinggian 50-60 meter dan akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Selain itu, tunas baru akan muncul setelah sebulan disertai dengan kuncup bunga.

Andalas merupakan tanaman dengan dua rumah yaitu tanaman dengan bunga jantan dan betina yang terletak di pohon yang berbeda. Bunga jantan terdiri dari kepala sari dan bunga betina terdiri dari putik dengan dua cabang. Bunga Andalas merupakan bunga ganda dengan malai dan terletak di ketiak daun.

Kayu Andalas umumnya digunakan sebagai bahan baku industri seperti mebel. Memang Andalas tergolong awet, grade 1 dengan BJ 0,75. Selain itu, kayu Andalas dikenal mudah dikerjakan. Padahal, kayu Andalas memiliki nilai ekonomi yang besar.

Masyarakat Minangkabau sendiri sering menggunakan kayu Andalas sebagai penopang Rumah Gadang, sebuah rumah adat. Memang kayu Andalas dikenal dengan kualitas yang baik, kuat dan tahan terhadap serangan rayap.

Keunggulan Pohon Andalas yang Menjadi Nama Lain Pulau Sumatera – Pemerintah Sumatera Barat menetapkan Andalas sebagai maskot berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumatera Barat Nomor 522-1-1990 tanggal 1 Agustus 1990. Keunggulan lain dari pohon Andalas adalah daunnya yang dapat digunakan sebagai makanan ulat sutera. Selain itu, daun Andalas telah terbukti efektif dalam bidang medis.

Memang, hanya sedikit orang yang mengetahui keberadaan tumbuhan ini dan bentuknya serta habitatnya, ini karena jumlahnya yang menurun drastis akibat eksploitasi yang berlebihan.

Untuk menemukan Andalas itu Anda harus masuk ke dalam hutan, biasanya kawasan tersebut dijamin sanctuary, sama seperti di hutan biasa Nagari Andaleh. Populasinya mencapai 12 pohon/ha.

Pohon ini menjadi bagian dari identitas Sumatera Barat sejak tahun 1990. Mengutip dari beberapa sumber, Pohon Andalas pertama kali ditemukan oleh seseorang bernama Miquel sekitar tahun 1862.

Dalam laporannya, ia menemukan pohon ini di Batang Baroes, Sumatera. Kemudian, Pohon Andalas diberi nama Morus macroura Miq.

Secara fisik, Pohon Andalas memiliki kualitas yang kuat, berat, dan juga keras. Banyak masyarakat Suku Minangkabau yang memanfaatkan batang pohonnya untuk dijadikan pondasi atau tiang pada rumah Gadang.

Selain batang kayunya yang mudah diolah untuk berbagai macam material, Pohon Andalas ternyata juga berpotensi sebagai tumbuhan obat-obatan karena mengandung senyawa kimia yang bisa menjadi obat untuk ragam jenis penyakit.

Di Sumatera Barat pohon ini dikenal dengan nama Andaleh yang diambil dari bahasa Minang. Andaleh sendiri juga tersemat sebagai nama daerah di Kabupaten Tanah Datar, yaitu Nagari Andaleh dan Nagari Andaleh Baruih Bukik.

Selain itu, Pohon Andalas tergabung dalam keluarga Murbei, yaitu Famili Moraceae dengan nama Morus Alba L. untuk Murbei dan Morus Macroura untuk Andalas. Di negara-negara lain, pohon ini dikenal dengan nama Himalayan Mulberry.

Pohon Andalas di Nagari Andaleh Batipuh Tanah Datar

Pohon ini tumbuh dengan catatan berusia lebih dari 900 tahun dan berdiri kokoh di Nagari Andaleh Batipuh Tanah Datar

Pohon besar bahkan bisa disebut raksasa dengan lingkaran delapan sampai sembilan dekapan orang dewasa.

Pohon Andalas namanya ini berada di lokasi dekat sekolah dan masjid serta lapangan bola.

Menurut masyarakat setempat, Pohon Andalas itu memiliki sinyal akan datang musibah di nagari tersebut.

“Kalau daunnya masih berjatuhan warga menganggap nagari aman dan damai hasil panen sawah masyarakat juga aman, tapi kalau daun pohon itu tidak berjatuhan itu pertanda musibah bagi nagari, misalnya padi di sawah diserang hama tikus sehingga gagal panen. Itu anggapan tidak kepercayaan ya,” dikutip dari keterangan warga di Nagari Andaleh. []

You May Also Like