Disdik Pekanbaru Tetapkan Bahasa Daerah Dipergunakan di Lingkungan Sekolah

ARASYNEWS.COM – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Pekanbaru, Abdul Jamal mengatakan, pemerintah kota (Pemko) Pekanbaru sudah berkoordinasi dengan Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau. Salah satu yang akan dilakukan dan diterapkan adalah tentang penggunaan bahasa Melayu di lingkungan sekolah.

Dikatakannya, rencana penerapan ini akan dimasukkan dalam muatan lokal berbahasa Melayu yang akan dimulai pada tahun ajaran baru 2024-2025.

“Jadi kami diinstruksikan oleh Pak Pj Walikota Pekanbaru Muflihun, agar siswa memakai Bahasa Melayu sekali dalam sepekan,” ujar Jamal, dalam keterangannya yang dikutip.

Sebelumnya, dalam muatan lokal dalam pelajaran di sekolah sudah diterapkan mata pelajaran Budaya Melayu Riau. Dan nantinya, pelajaran tersebut akan dikembangkan lagi dengan bahasa Melayu.

Mendukung penerapan bahasa Melayu ini, Jamal mengatakan, LAM Riau sudah mulai meminjamkan buku-buku panduan untuk melatih tenaga pengajar akan budaya Melayu di Riau.

Tentang penerapan bahasa Melayu di kota Pekanbaru ini, salah satu alasannya adalah karena banyak warga yang menggunakan bahasa daerah lainnya di kota Pekanbaru, seperti bahasa Minang yang kerap terdengar. Sedangkan penggunaan bahasa Melayu sangat jarang ditemui dan terdengar dalam kesehariannya.

Lebih lanjut, untuk penggunaan bahasa Melayu ini akan diterapkan pada peserta didik setiap hari Jum’at.

“Dalam waktu dekat akan diterapkan, dan paling tidak mulai awal tahun ajaran baru,” imbuhnya.

Jamal menegaskan, penambahan berbahasa Melayu itu, tidak mengganggu terhadap mata pelajaran lain. Sebab, bahasa Melayu itu akan ditambahkan di mata pelajaran yang sudah ada.

Penerapan bahasa daerah ini, diharapkan Jamal, agar budaya dan adat Melayu tetap terjaga dan tidak hilang.

“Kalau makanan dan istiadat masih ada lah. Tapi kalau bahasa Melayu sepertinya sudah jarang. Makanya kita ingin menjunjung budaya kita itu dengan menambahkan wajib berbahasa Melayu sekali seminggu di sekolah,” kata Jamal.

“Nanti tidak mengganggu mata pelajaran lain. Karena hanya ditambahkan ke mata pelajaran yang sudah ada saja. Seperti dalam satu hari itu guru berkomunikasi dengan siswa saat menyampaikan pengumuman menggunakan Bahasa Melayu. Begitu juga siswa dengan gurunya berkomunikasi dengan Bahasa Melayu,” pungkasnya. []

You May Also Like